Mohon tunggu...
Ahmad Saadillah
Ahmad Saadillah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya seorang mahasiswa UNRI prodi manajemen informatika. Anggota FAM Indonesia dari Pekanbaru. IDFAM 974M cp. 085271401569 www.idstreet.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Subuh Ceria

14 November 2012   23:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:21 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat kelam malam berujung pagi datang. Saat itu ayam berkokok dengan keras, membangun kan setiap insan yang berada di sekitarnya. Setiap orang yang tidur dengan nyenyak kadang melupakan subuh hari yang banyak sekali manfaat nya. Di bawah atap di atas tilam, di situlah seorang anak yang bernama Imran. Di antara keluarga nya, Imran lah seorang anak yang rajin untuk bangun di saat subuh.

Mendengar akan Adzan. Itulah yang selalu ia tunggu jika subuh hari, suara dari muadzin yang melantunkan bacaan Adzan dengan suara merdu itu membuat ia ingin belajar Adzan. Imram mempunyai kemauan yang kuat untuk sebuah tujuan yang akan di hadapi nya. Ia tidak lah seperti anak yang lain nya, jika melihat teman yang lain nya berjalan dengan bebas. Tapi Imran hanya bisa berjalan dengan kursi roda yang di tumpangi nya.

'Tak kan berhenti sampai kapan pun'. Sebuah kata motivasi yang terus di ucapkan Imran. Andaikata hujan itu menurunkan air untuk memberikan berbagai manfaat bagi tanaman. Maka seperti itulah sekarang ia. Senyuman manis nya yang bisa menguncang dunia membuat keluarga nya selalu ceria dikala subuh datang. Ia bangun dari tidur nya lalu membangunkan semua orang yang ada di dalam rumah. Berisik nya kursi roda membuat semua orang bangun.

Kadang Imran tak kuasa menahan setetes air mata yang jatuh tertahan karena perasaan nya. Ia selalu ingat dengan dirinya jika bercermin.

"Andaikan aku bisa untuk berjalan, pasti di subuh hari ni aku bisa lebih cepat." Ucap Imran yang senang bercermin sendiri dikala sunyi.

Kadang Imran mempunyai motivasi yang kuat hingga membuat nya ingin berjalan. Disaat subuh hari itu lah ia melatih dirinya. Bak dikata seperti seorang bayi yang baru lahir, begitulah Imran belajar. Rasa sakit ia lawan, dengan menahan penuh expresi dari kaki nya yang dinyatakan lumpuh. Tapi kaki nya itu bisa sembuh jika ada sebuah keajaiban.

Imran yakin dengan ucapanya. Ia pasti bisa untuk berjalan lagi, dari belajar lagi dan terus meskipun itu membahayakan nyawanya. Dukungan itu tak serta merta datang dari diri nya saja, tapi semua keluarga nya mendukung nya. Jika ia menceritakan keinginan nya itu, satu dan beberapa tetesan air mata akan terjatuh pada orang yang mendengar kan nya.

Subuh itu menjadi ajang baginya untuk memperbaiki diri nya menjadi lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun