Mohon tunggu...
Satrio Ra Nduwe Aji
Satrio Ra Nduwe Aji Mohon Tunggu... -

..Seneng Misuh... Tapi Ra Seneng Musuh (an)...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kisah Duryodana yang Ingin Melindungi Lesmana

20 Mei 2014   16:37 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:20 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lesmana Mandrakumara adalah putra mahkota kerajaan Hastinapura. Anak Prabu Suyudana (Duryodana) dengan permaisurinya Dewi Banowati. Berarti Lesmana Mandrakumara yang punya nama lain Bambang Sarojakusuma masih sepupu dengan anak-anak keluarga Pandawa seperti Gatotkaca dan Abimanyu.

Dia anak yang amat dimanjakan orang tuanya. Didukung kedudukan ayahnya yang raja besar maka kemanjaan Lesmana makin menjadi-jadi. Semua kemauannya dituruti. Akhirnya tidak hanya merepotkan kedua orang tuanya, melainkan juga Oom Oom nya, para Kurawa dan tentu saja mertuanya Patih Harya Sengkuni (Dalam Mahabarata Harya Sengkuni adalah Eyangnya Lesmana, Tapi dalam perpolitikan Indonesia Sengkuni kebetulan menjadi Mertua Lesmana).

Dalam upaya memperoleh Wahyu Cakraningrat, yang konon pemegangnya akan menjadi penerus tahta, Lesmana Mandrakumara bersaing dengan Abimanyu dan Samba (Anak Kresna). Wahyu Cakraningrat pertamakali memang masuk ke tubuh Lesmana Mandrakumara. Sayangnya begitu tahu memperoleh wahyu, ia langsung berpesta-pora, mabok-mabokan, lupa bersyukur. Lesmana bersama teman-temannya Jalma Urbaningrum, Midadari Praniti dan Piangkah Jalma membentuk barisan Anda Aguna. Barisan ini berhasil menguasai partai sang bapa, partai Udhar Jumanthara, mereka mengendalikan semua tender proyek di Hastinapura. Kelebihan harta, kepandaian dan kebagusan fisik yang telah disematkan sang Hyang Widhi pada diri mereka masih kurang. Bersama-sama mereka mempengaruhi sang paman Andi Trah Prasasa menteri olah kanuragan untuk mengembangkan padepokan olah kanuragan di Gunung Hambalang menjadi kawasan modern prestisius padepokan besar dan tempat adu kanuragan yang bisa jadi pusat perhatian seluruh jagat.

Sang Paman Andi Trah Prasasa, sangat senang dengan usulan dari kelompok Anda Aguna ini, dan merasa akan mengangkat citra sang paman dan siapa tahu bisa membuat moncer dan saat terjadi peralihan kekuasaan sang paman bisa menjadi patih menggantikan sang patih Kunthara atau paling tidak jadi menteri arthaka yang sedang dipegang sang Sengkuni.

Saat proyek ini diajukan ke Samuhan Rakyan, semua setuju dan mulailah pesta pora. Masing-masing anggota Anda Aguna membuat perusahaan yang berpura-pura bisa mengerjakan padepokan prestisius tersebut, tetapi sebenarnya hanya menjadikan proyek ini untuk memperkaya diri mereka sendiri. Uang dihamburkan untuk menguatkan tahta mereka di partai Udhar Jumanthara dan menyingkirkan paman mereka sendiri, Andi Trah Prasasa dari perebutan pucuk pimpinan partai.

Perilaku mereka yang seolah-olah tidak tersentuh hukum dewata semakin menjadi-jadi, bukan hanya padepokan kanuragan, tetapi juga padepokan rasa dan padepokan daksa semuanya digarong dengan berbagai proyek yang terlihat bermanfaat tetapi tak lebih hanya sebagai sarana untuk menggarong. Hal ini membuat kadewatan guncang, Batara Guru mengutus Dewa Kuranti Rasuah untuk menyelidiki penyebab keguncangan tersebut.

Sang Duryodana merasa ada yang salah mengapa pintu kayangan tiba-tiba terbuka dan Dewa Kuranti Rasuah turun ke bumi, apalagi sang Dewa hanya berputar-putar diatas istananya. Ia perintahkan Sengkuni untuk menyelidiki apa yang terjadi. Sengkuni yang sudah merasa ada yang salah dengan sang menantu, dengan sigap segera mengumpulkan kelompok Anda Aguna untuk mengatakan apa yang sebenarnya apa yang terjadi... (Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun