Sontak langsung disambut positif oleh para penonton, karena saya yakin, semua yang hadir memang ingin lebih mendengarkan lagu-lagu lawas mereka.Â
Jadi kalau lagu lawasnya di taruh diawal dan lagu baru mereka ditaruh diakhir, momentum klimaksnya kurang terasa.
Malam itu dibuka dengan instrumentalia berjudul, PRTHVI MATA. Disusul 5 lagu lainnya yang ada di album Chapter Two tahun 2019.
Setidaknya ada 21 Lagu yang dibawakan oleh Krakatau Band malam itu, Lebih dari 2 jam mereka perform dan tidak terlihat kehabisan tenaga. Walau Pra (bassist) dan Donny (gitar) yang seringkali harus duduk dibangku sambil tetap fokus bermain. Tapi catatan pentingnya adalah, mereka masih sangat kompak.
Setelah La Samba Primadona dimainkan, para personil Krakatau meninggalkan panggung, meninggalkan Gilang Ramadhan sendirian dengan drumnya. Prediksi saya benar terjadi, drummer idola saya perform solo drum malam ini.
Astaga, karakternya gak hilang. Main drum gak hanya powerfull tapi ada emosi dan klimaks yang dimainkan. Saya gak merhatiin berapa lama Gilang solo drum, mungkin antara 10-15 menit dan itu gak kerasa.
Setelah solo drum Gilang, satu persatu personil masuk kembali ke atas panggung, dimulai dari Dwiki Dharmawan dan Indra Lesmana. Alunan instrumen bernuansa pantai mengalun indah.Â
Tiba-tiba saja suasana liburan disebuah pantai dengan pasir putih, kelapa muda dan deburan ombak tergambar jelas di kepala, ketika Krakatau membawakan karya instrumental mereka berjudul HAITI.
Haiti ada di album pertama mereka pada tahun 1986,dan feeling saya konser malam ini sudah berada dipenghujung waktu.Â
Benar saja, di tutup oleh single Gemilang, para fans langsung maju keatas panggung untuk sekedar berswafoto bersama idola mereka.