Mohon tunggu...
Satto Raji
Satto Raji Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Freelance Worker for Photography, Content Writer, Sosial Media,

Belajar Untuk Menulis dan Menulis Untuk Belajar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pandji Di-roasting Soal Pilkada, Anies Baswedan Hadir Membela

11 April 2018   08:40 Diperbarui: 11 April 2018   21:44 2026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Gw gak bisa meroasting balik temen-temen yang ada disini karena memang itu bukan tipe gw". Ujar Pandji.

"Untuk itu gw mau perkenalkan juru bicara gw malam ini.." Tidak lama berselang.

"Selamat malam buat semua penonton yang SUDAH TIDAK memilih saya". Suara Anies Baswedan terdengar mengejutkan untuk 1000 penonton yang saat itu memadati ballroom Kuningan City pada tanggal 7 April 2018. Anies Baswedan pun naik ke panggung didampingi Joshua "Jojo" Suherman.

Anies yang naik panggung sesaat Pandji Pragiwaksono memperkenalkan juru bicaranya malam itu, berhasil menutup event Local Stand Up Day yang di inisiasi oleh Majelis Lucu Indonesia dengan klimaks memuaskan dahaga penikmat standup comedy Indonesia.

Sontak penonton ramai berteriak histeris dan bertepuk tangan. Pun dengan komika yang sebelumnya meroasting Pandji habis-habisan dengan gagah berani karena pilihan politiknya di masa lalu.

Kehadiran Anies memang hanya diketahui oleh beberapa panitia saja.

Karena selain meroasting Pandji secara personal, para 4 komika yang ditugaskan malam itu pun secara tidak langsung mengomentari kebijakan Anies Baswedan.

Sebut saja, pertukaran gorilla yang berulang kali diucapkan oleh Tretan Muslim dan Choki Pardede, padahal mereka bertugas sebagai MC tapi ikutan gatel berkomentar.

Lalu masalah pedagang kaki lima di Tanah Abang yang diijinkan berjualan di trotoar, sampai film baru yang disutradarai Pandji pun ikut kena di roasting.

Diantara Abdur, Uus, Adjis Doa Ibu dan Rigen yang ditugaskan meroasting Pandji, hanya Abdur yang tidak banyak mengomentari kebijakan Anies, karena pilihan politik Pandji dan Abdur sama. Bedanya Abdur tidak seekspresif Pandji.

"Saya dibelakang mendengarkan semua yang temen-temen ucapkan tadi, ini namanya bercanda tanpa baper". Ucap Anies dengan santai, penonton dan para komika yang hadir pun kembali tertawa dan bertepuk tangan.

Beberapa komika coba menetralisir rasa kekagetan mereka dengan ikut menimpali Anies.

"Saya pilih AHY pak, dan alhamdulillah sebagian besar diputaran kedua semua pilih pak Anies" Ujar Rigen.

"Saya Adjis pak, dari Duren Sawit dan saya milih Ahok.." Ujar Adjis Doa Ibu yang disambut riuh oleh penonton yang hadir. Sementara pak Anies begitu menikmati kekonyolan para komika di atas pangung tanpa canggung.

Roasting dalam dunia standup comedy adalah hal yang biasa. Jadi konsepnya, para komika yang ditugaskan untuk meroasting harus bisa mengulik dan membongkar hal personal yang bisa dijadikan objek roasting atau memanas-manasi seseorang.

Malam itu selama lebih dari 1 jam, Padji di roasting habis-habisan sebelum akhirnya Anies naik keatas panggung untuk ganti membela Pandji. Walau tidak banyak berkata apa-apa, tapi kehadiran Anies malam itu sungguh memberikan kejutan yang luar biasa.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Sejujurnya menurut saya klimak acara StandUp Local Day hampir saja hilang, sebelum Anies hadir. Yaitu saat Gamila istri Pandji naik panggung dan ikut meroasting suaminya.

Penampilan Gamila malam itu kurang berhasil. Wajar saja, toh Gamila bukan seorang standup.

Yang saya sayangkan, kenapa tidak ada komika yang menemani Gamila yang terlihat canggung dan hampir menutup event tersebut dengan kentang.

Saya tidak menyalahkan moment kejutannya sih, hanya salah penempatan. Kalau saja Gamila ditempatkan di awal sebelum 4 orang komika menghabisi Pandji, saya pikir lebih baik. 

Dan ini menguntungkan komika lain yang justru bisa mendapatkan bahan tambahan dari celetukan Gamila yang ceplas-ceplos.

Analisa saya, Gamila sudah keburu ngedrop saat komika lain berhasil meroasting Pandji dengan sempurna. Dan saat dia naik keatas panggung, semua rencana yang telah disusun, bit yang dipersiapkan banyak yang tidak berjalan dengan baik.

Pengalaman Pertama

Semua pasti pernah merasakan pengalaman pertama, dan malam itu adalah pengalaman pertama saya melihat langsung standup comedy secara off air. Dan Perasaan saya adalah, Uhuiii...kena dehhh..!. --apa sih?-

Melihat standup comedy di televisi nasional dan di acara off air sungguh jauh berbeda.

Melihat standup comedy secara off air dan memperhatikan para komika itu beraksi diatas panggung sempat membuat saya terkejut.

Semua perkataan dari mulut mereka keluar dengan bebas, semua pendapat dari otak mereka mengalir dengan deras, sampai semua emosi dalam jiwa mereka pun ikut habis terkuras. Dan para penonton pun akhirnya ikut tertawa lemas.

Memang untuk melihat standup comedy secara off air atau langsung dipanggung, harus mempunyai cara pandang yang berbeda dalam melihat sebuah pertunjukan comedy.

Tidak semua orang bisa langsung memahami atau klik dengan humor yang disajikan para komika ini, mungkin sebagian orang tidak bisa menerima.

Wajar saja sih, dalam hal kuliner saja kita bisa saling berbeda. Saya suka soto daging kuah santan, kalian belum tentu suka.

Jadi kita harus bisa menyikapinya dengan pikiran terbuka. Semua orang tahu bahwa soto daging kuah santan tidak baik, tapi kalian nggak bisa langsung ngelarang saya trus ngebuang mangkok berisi soto daging kuah santan punya saya kan?

Kalau beneran mangkok soto daging kuah santan dibuang saat saya sedang menikmatinya, baiknya kita selesaikan masalah ini dengan kejantanan masing-masing aja gimana?

Habis lagi enak-enaknya makan soto, tau-tau mangkoknya dibuang kan bikin keki.

Harusnya yang dibuangkan cukup soto daging kuah santannya saja, mangkoknya nggak perlu, wong si mangkok nggak punya salah kok.

Lohh kok malah jadi bahas soto ya? Oke lanjut..

Majelis Lucu Indonesia malam itu berhasil menampilkan komedi cerdas, sarkas, menyentil, vulgar, sensitif dan ekspresif khas jaman milenial.

Mereka menciptakan ruang bermain sendiri untuk meluapkan kegelisahan-kegelisahan yang dialami, yang mereka sadar kalau diluapkan di ranah umum, belum tentu semua orang dapat menerima.

Aldes seorang komika yang tampil dalam balutan busana seorang pastur, secara cerdik membawa materi tentang keyakinannya. Dan semua pun terhibur, bahkan penonton yang memiliki keyakinan yang sama dengan Andes pun ikut terhibur.

Padahal, materi yang dibawakan Andes terbilang sensitif masuk kedalam genre Dark&Blues. Tohh, semua penonton sepakat ini hanya sebatas comedy diatas panggung tanpa maksud menjatuhkan atau menistakan siapapun.

Buktinya, setelah acara berlangsung kami bisa pulang dengan lebih fresh dan tersenyum bahkan lupa materi sensitif apa saja yang sudah dibawakan oleh para komika tadi.

Kalau ingin melihat standup komedi secara off air, saran saya kosongkan dulu gelas pikiran kita, lalu setelah menonton dan gelas pikiran kita sudah penuh, silahkan buang yang tidak perlu dari gelas pikiran kita. Kalau masih ada yang mau disimpan ya silahkan, kalau mau dibuang semua juga tidak apa. Jangan Baper!

Jika belum bisa melakukan hal diatas, lebih baik kamu nggak usah nonton standup komedi secara off air. Nonton di televisi nasional saja sudah cukup buat kamu.

Harga tiket yang  menurut saya agak mahal adalah salah satu cara Majelis Lucu Indonesia untuk menyaring penonton. Setidaknya mereka yang menyisihkan uang minimal 300rb untuk kelas terendah dan 500rb untuk kelas tertinggi sudah siap secara mental dan bisa menerima dengan pikiran terbuka materi yang disuguhkan 30 komika yang naik panggung malam itu.

Maju terus komika Indonesia, dan semoga makin memberi konstribusi positif bagi bangsa

Salam

@sattoraji IG/Twitter

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun