Akhirnya perjuangan itu membuahkan hasil menggembirakan, Dissa dan ibu Pat tetap semangat mengawal Café Deaf FingerTalk agar menjadi tempat bagi penderita tuli untuk lebih bisa berdaya guna dan tidak bergantung pada siapapun selain dirinya sendiri.
Dengan manajemen yang baik, Café Deaf FingerTalk sudah BEP di tahun pertamanya. Bahkan dalam waktu yang tidak lama lagi akan membuka cabang masih didaerah pamulang tapi dengan lokasi yang lebih strategis dan mudah dijangkau. Harapannya bisa lebih memberi manfaat dan berdayaguna bagi penderita tuli
Karena mereka hanya tuli, tidak bodoh.
Terus berjuang dan berkarya teman tuliku,
jangan dengar kata orang disekeliling yang berbicara negatif,
jadikan Kekurangan ini, menjadi senjata paling kuat untuk bisa terus maju.Â
[caption caption="Bersama mereka membangun kepercayaan para tuna rungu untuk lebih bisa berdaya guna"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H