[caption caption="Syafrizal (tengah pegang piala) Di temani oleh Dedy Syahputra (kiri) dan Hendra Zein (kanan). Saat bertemu dengan para Blogger di kawasan Jakarta Pusat"][/caption]
"Saya tidak pernah bercita-cita jadi atlit, saya hanya ingin mengangkat taraf hidup keluarga saya". Ujar Syafrizal Juara Dunia binaraga kategori Men's Master Bodybuilding 50-59 yrs di ajang 7th World Bodybuilding and Physique Sport Championship di Thailand beberapa waktu lalu.
Mungkin ini yang membuatnya dapat bertahan menggeluti olahraga "seni memahat badan" ini sejak tahun 1986 atau kurang lebih sudah 29 tahun. Waktu yang tidak sebentar dan butuh kesabaran yang luar biasa untuk sampai ketitik ini.
Pria kelahiran Sumatra ini begitu disiplin melakukan latihan, rata-rata 5-6 jam perhari. dimulai dari jam 6 pagi sampai selesai jam 12 atau jam 1 siang. ditambah saat mendekati event lomba, pola makannya makin diperketat.
"kalau di rasa, makanannya itu hambar dan tidak ada rasa, tapi justru itu yang baik bagi tubuh. Terasa tidak enaknya hanya sampai tenggorokan saja, setelah turun dari tenggorakan justru baik bagi tubuh. Terbalik dengan makanan yang cenderung enak di tenggorokan tapi justru efeknya tidak enak bagi kesehatan tubuh kita". Syafrizal menerangkan dengan logika sederhana mengenai makanan sehat.
Syafrizal berasal dari keluarga sederhana, sebelum menekuni binaraga pernah bekerja serabutan sampai akhirnya yakin menggeluti dunia ini. Dia tidak pernah punya idola dibidang ini, semangatnya hanya satu, berbuat banyak bagi ekonomi keluarganya.
Dia sangat beruntung, Sumarni Istri yang dinikahinya pada tahun 1994 begitu sabar dan mengerti akan perjuangannya selama ini. di tengah kesederhanaan mereka, istrinya selalu membantu menyiapkan menu makanan untuk dia konsumsi.
Sebagai gambaran, Pria 3 orang anak ini bisa menghabiskan 1kg daging sapi dalam satu hari. daging Ini dikonsumsi sebagai pengganti telur ayam karena Syafrizal alergi daging ayam. Jadi bisa dibayangkan, kira-kira untuk daging saja dia bisa menghabiskan 3juta rupiah perbulan. Belum menu yang lain,suplemen dan perlengkapan latihan.
"Kurang lebih 18 juta perbulan". Ujar syafrizal, dan saya hanya bisa tercengang membayangkan perjuangannya. Syafrizal sempat berkisah, pernah satu saat ingin diet untuk persiapan lomba dia tidak berkecupan dalam segi materi. semua itu dia jalani dengan ikhlas dan semangat dari sang Istri yang tidak pernah menyuruhnya untuk menyerah dan mencari profesi lain.
"Kalau di total mungkin selama ini saya sudah habis 3M untuk menjaga tubuh". Jika mengingat nominal yang sudah dikeluarkan. ini juga yang menjadi cambuk baginya ketika mulai berada di titik jenuh.
"Kau jangan bodoh Syafrizal.."Ujarnya memaki diri sendiri saat sudah ingin menyerah.
Dan semua itu terbayarkan lewat prestasinya. di tingkat nasional saja, Syafrizal selalu menjadi peraih medali emas dalam berbagai kategori pada event Pekan Olahraga Nasional (PON). Setidaknya sudah 7 kali dia jadi juara PON, dan saat ini sedang mengincar emas ke 8nya di ajang PON tahun depan. kalau ini berhasil bukan tidak mungkin syafrizal masuk daftar museum record Indonesia yang berhasil meraih emas selama 8 kali berturut-turut di ajang PON.
Dan sekarang dia menjadi Juara dunia versi WBPF.
Prestai bagi seorang atlit merupakan kesuksesan terbesar. Tapi menurut Syafrizal dia tidak pernah merasa menjadi seorang juara, karena justru itu akan membuatnya berhenti untuk terus berkembang dan berlatih.
Dia cukup bahagia dan bersyukur atas pencapaiannya saat ini. untuk ukuran seseorang yang tidak bekerja kantoran dia tidak pernah merasa kekurangan. Bahkan dia sudah bisa menghidupi keluarga dan membiayai kuliah anaknya.
Yang paling bahagia adalah saat Syafrizal berhasil merebut perak di ajang Asian Games 2006 Doha Qatar. Atas prestasi itu, doanya selama ini untuk pergi haji bersama sang Ibu dapat terkabul. Melakukan wukuf, melontar jumroh dan tawaf bersama orang tua merupakan hal yang luar biasa bagi Syafrizal.
Walau sebagian pihak masih memandang sebelah mata cabang olahraga ini karena mempertontonkan bagian aurat, Syafrizal tidak mau ambil pusing.
"Ini Jihad saya untuk menghidupi keluarga".Ujarnya menutup pembicaraan kami.
Selamat Bang Syafrizal, perjuangan dan kerja keras anda, istri dan keluarga patut di contoh oleh rakyat dan pemimpin bangsa ini. Tidak pernah menyerah dan tidak pernah minta (saham) kepada siapapun.
Semoga PON 2016 Bang Syafrizal sukses.
Â
Artikel terkait:
Hasil memuaskan tim binaraga indonesia di Thailand
Â
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H