"Nggak berantem Mas...?"Pertanyaan bodoh saya yang ketiga keluar juga.
"Nggak tuh,...Justru pak Prabowo lebih senang diskusi masalah PilPres
itu di warung saya mas. Dia bilang kalo bahas sama orang lain,
ujung2nya pasti berantem. Jangankan sama orang lain, sama keluarganya
yang beda visi aja hubungannya sempet renggang." Jelas mas Jokowi.
"Untuk itu kalo pak Prabowo mau tuker pikiran masalah pilpres, dia
sering mampir. Ngobrol sambil makan ketoprak. Kadang kita juga
berdebat sih, tapi berhubung pak Prabowo sibuk menghabiskan ketoprak
dan saya sibuk ngulek ketoprak kita nggak pernah emosi kalo lagi
bertukar pikiran. Bahkan kalo ada isu-isu miring tentang Jokowi, pak
Prabowo nggak segan-segan buat nanya atau SMS hanya sekedar ingin tahu
penjelasan dari saya. Saya pun begitu, kalo ada uneg-uneg tentang
Prabowo begitu ketemu langsung saya tanya. Saling croscheck". Penjual
ketoprak itu menjelaskan.
Demokrasi ala gerobak ketoprak yang indah. Andai para elit politik bisa
makan ketoprak disini, pasti gak bikin rakyat bingung dengan semua
dalil-dalil kepentingan mereka. Demi bangsa yang lebih maju, demi
negara yang lebih berdaulat semuanya harus bersatu kaya "ketoprak", bumbu kacang, ketupat, bihun, kerupuk,toge bersatu dalam satu piring.
Gak bisa di bayangin kalo kita cuma makan bumbu pecelnya saja, atau
hanya makan ketupatnya saja. Dijamin gak nikmat.
saya jadi penasaran pengen makan ketoprak lagi pasca keputusan MK yang menolak semua gugatan salah satu pihak. Merasa diperlakukan tidak adilkah pak Prabowo si ketua RW seperti halnya Prabowo dan
koalisi merah putihnya yang menganggap hakim MK salah dan tidak adil. Mungkin tidak adil bagi mereka, tapi keputusan ini sanggup memenuhi rasa keadilan sebagian besar warga negara Indonesia.
Salam Ketoprak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H