"Prabowo itu orangnya baik, tapi karena di bisikin sama orang-orang
yang gak jelas, malah jadi bingung sendiri. Logikanya ketua tim
suksesnya Prabowo itukan mantan ketua MK dengan reputasi terbaik.
Kenapa mereka nggak diskusi dulu dengan beliau, sebelum memutuskan
untuk mengajukan tuntutan ke MK. Biar Prabowo tahu seberapa besar
kemungkinan menangnya. Ini sih kesenengan pengacaranya, dapet
pemasukan lebih. Apalagi ada wacana kalo gagal di MK mereka mau ke
PTUN, ini sudah benar-benar jelas Modus para tim pengacara yang iri
lihat tim suksesnya kebanjiran duit." Pak Prabowo berteori sambil
sibuk memantau kejadian terkini lewat media online di gagdet miliknya.
"Kalo saya lihat ada pihak yang sengaja agar Prabowo dan partainya
-gerindra- terlihat menjadi sosok yang arogan dan tidak mau kalah, dan
mengarah ke hal negatif. Kalo dipikir Masuk akal juga, suara partai
Gerindra tahun ini berhasil melampaui partai yang sudah eksis terlebih
dahulu. Pasti banyak partai yang iri atau sirik kampung, dan ini salah
satu cara agar pemilu periode depan perolehan suara Gerindra jeblok".
Pak Prabowo terus beretorika sambil tangannya sesekali mengambil
kerupuk dari kaleng.
Wiiiihhh dahsyat juga teori konspirasi bapak yang satu ini, Saya
membatin. sambil terus memasang telinga ingin tahu lebih lanjut
pembicaraan mereka, sementara tangan kanan saya tetap menyuapkan
sendok demi sendok ketoprak kedalam mulut.
"Pokoknya selama saya masih bisa jualan ketoprak, trus anak saya bisa
sekolah dan kami sekeluarga bisa cek kesehatan dengan mudah, saya
pasti dukung siapapun Presidennya". Mas Jokowi tidak kalah semangat
sambil memberikan ketoprak pesanan kepada pak Prabowo.
"Hahahahaha, betul itu. Siapapun presidennya, NKRI tetap negara kita
persatuan dan kesejahteraan masyarakat diatas segalanya". Lepaslah
tawa mereka berdua, Pak Prabowo menerima bungkusan setelah sebelumnya
memberikan uang ke Mas Jokowi.
Tidak terasa,entah mungkin karena lapar, habis sudah ketoprak yang ada
di piring depan saya, masih tersisa cukup banyak bumbu kacangnya tapi
saya tidak berniat untuk menghabiskan. Setelah meminum teh tawar
hangat dari cangkir berbahan kaleng, meluncurlah pertanyaan bodoh yang
sedari tadi tertahan dimulut saya.
"Mas,..." saya memanggil penjual ketoprak yang sedang sibuk menggoreng tahu.
" Namanya beneran Jokowi...??"
Penjual ketoprak agak tertegun, lalu kemudian tersenyum lebar.
"Hahahahhahha....bukan mas, nama saya bukan Jokowi. Itu hanya
panggilan saja waktu Pilpres lagi ramai-ramainya. Kebetulan saya
pendukungnya. Tuh masih ada stickernya" Penjual ketoprak itu
menjelaskan sambil mematikan kompornya dan menunjuk sticker yang masih
menempel di sisi kanan gerobak.
"Berarti, bapak yang tadi itu namanya juga bukan Prabowo ya..?saya
masih mengeluarkan pertanyaan bodoh.
"Bukan mas,...dia itu ketua RW di sini. Kebetulan dia dukung prabowo.
Awalnya sih nama panggilan itu buat lelucon saja, eh malah keterusan
sampe sekarang."