Tapi lambat waktu, akhirnya luluh juga. Orang tuanya menyerahkan semua risiko pada anaknya. Semua saudaranya tak bisa berbuat banyak. Lina tetap dengan keputusannya: menikah dengan pengusaha tambang batubara, yang sudah beristri tiga.
***
Perempuan muda berkulit bersih lagi tubuh sintal, yang wajah cantiknya sepadan dengan penyanyi dangdut Ike Nurjanah itu akhirnya menyudahi kelajangannya. Bersanding dengan lelaki yang terpaut usia lebih dari dua puluh tahun. Yang dari ketiga istrinya sudah memiliki anak sebanyak tujuh.
Seperti bukan anak orang kaya, seperti tidak ada laki-laki lain, seperti bukan anak kuliahan: begitu rangkuman komentar orang-orang terhadap kejadian ini. Dan baru Lani, satu-satunya perempuan di kampung yang dengan keputusannya, menyediakan diri menjadi istri lelaki yang sudah beristri. Ia menciptakan sejarahnya.
Selalu orang menebak: pasti diiming-imingi sesuatu. Tidak mungkin, semuda dan secantik itu mau menjadi istri keempat. Mana mungkin ada lelaki yang bukan karena kemapanan keuangan berani mengambil hati gadis anak orang kaya juga.
Tapi Lani pun enggan menjelaskan: mengapa dirinya mau. “Pikir lagi… pikir lagi!” kata Saudara tertuanya, lelaki notaris itu. “Saya bisa carikan kenalan, kalau kamu mau. Dokter, pengacara, pengusaha. Atau yang lain, tapi jangan yang berpoligami.”
Toh akhirnya, resepsi pernikahan itu terlaksana juga. Sangat meriah dan terhitung besar-besaran, sebagai hajatan pamungkas keluarga itu. Semua cerita penentangan, sindiran seakan tawar dan masuk liang kubur. Perhelatan panjang selama tiga hari usai sudah. Lani sah: sebagai istri seorang lelaki pengusaha tambang.
Satu bulan lebih dari perhelatan itu, sebuah mobil Yaris putih menepi dan berhenti di depan rumah orang tua Lani. Perempuan berperawakan sedang, berbalut celan jeans dan T shirt lengan panjang keluar dari sisi pintu kemudi. Mobil baru. Masih terlihat plastik bening membungkus jok mobil.
Orang-orang pun menebak: itu pasti hadiah dari sang suami.
***
Tidak ada cerita pilu yang terungkap sesudahnya. Kecuali pernikahan yang membuahkan dua anak perempuan selama empat tahun berumah tangga. Tentang geliat usaha suaminya yang menebar dari mulut ke mulut, yang pasti bermula dari kerabat keluarga Lani. “Daftarkan saja, dia lagi butuh banyak karyawan di luar Jawa!”