Mohon tunggu...
Sarwo Prasojo
Sarwo Prasojo Mohon Tunggu... Angin-anginan -

Suka motret, tulas-tulis dan ini itu. Dan yang pasti suka Raisa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fabel] Gonjang Ganjing Negeri Kucing

7 November 2015   09:04 Diperbarui: 7 November 2015   12:59 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sarwo Prasojo, No. 43

Si Mandung langsung mengumumkan diri pada semua warga negeri. “Akulah sekarang pemimpinmu. Yang akan mengatur negeri ini. Siapapun harus tunduk terhadap kepemimpinanku!”

Ia berkata dengan badan tegap. Kepala mendongak.  Suaranya sangat jantan. Dan, taringnya tampak amat tajam.

Pemimpin sebelumnya, beberapa waktu lalu tewas. Pengawal melaporkan kejadian itu kepada Mandung, kucing berbadan besar selaku petinggi negeri: kepercayaan sang pemimpin. Tanpa menunggu apapun, ia langsung mengambil alih kepemimpinan. Baginya, tanpa pemimpin, negeri itu akan dalam bahaya. Bisa saling membinasakan satu dengan lainnya.

Suasana negeri benar-benar tidak nyaman. Warga ketakutan dengan peristiwa yang terjadi. Para pemimpin saling curiga.
Tetapi, lambat laun, perjalanan Negeri Kucing sudah bisa melupakan kisah pilu kematian pemimpinnya. Dus, menerima Si Mandung sebagai pemimpin baru mereka.

Dan, sekian waktu telah berlalu.

Pada suatu pertemuan dengan para pendampingnya, Sang Pemimpin: Mandung, mengemukakan kekesalannya kepada satu bawahannya.

“Kau, selaku Pemimpin Telik Sandi, Kenapa belum melaporkan terjadinya penjarahan harta karun di ujung negeri. Kenapa aku malah mendapatkan berita itu dari pihak lain. Kau kemana saja!”

Telik Sandi adalah sekumpulan kucing terpilih, bertugas sebagai mata-mata. Mereka bergerak sangat rahasia.

Kucing Gunong, Pimpinan Telik Sandi yang dimaksud, menjawab dengan tegas. “Aku tahu itu. Tapi belum menerima laporan akurat. Tanpa itu, sulit mengambil tindakan.”

“Tidak perlu terlalu lama! Kau harus tahu itu. Untuk urusan harta karun ini, kita harus cepat. Ini menyangkut kekayaan negeri!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun