Sebenarnya aku sendiri tak habis pikir. Kenapa dirimu kesengsem si Erpivi “Batman itu”. Apa karena hidungnya yang lancip. Jubahnya yang hitam? Atau sorot matanya yang tajam? Padahal, yang kuyakini, si Erpivi tak ada beda dengan Ki Joko Bodo. Maaf bro, kalau aku salah terawang!
Tapi sudahlah. Itu masa lalu. Aku ingin membuang jauh-jauh. Dan andaikan saja ada keberanian, aku akan berangkat ke semak-semak belukar hutan katulistiwa yang tengah memanas. Membuang masa lalu yang buruk, biar terbakar dan benar-benar hilang tak jelas arah.
Aku, lewat surat ini, mengajakmu kembali. Kembali ke masa pengumpulan energi sebagaimana kita dulu merintisnya. Di lereng Gunung Kemukus itu.
Aku menunggumu di malam 1 Suro nanti. Pastikan jawabanmu: bukan lewat BBM atau WA, karena aku tahu, kau tak punya itu.
Tapi cukup di sini, di Fiksiana. Biar semua orang tahu bahwa kau punya nyali untuk menapak kembali di gunung itu. Wahana tempat orang-orang mencari “Penajem”.
Rest Area Gunung Kemukus, 11 Oktober 2015
Foto: dewiaurafortuna.com
NB: NB : Ikuti Event Surat-menyurat di Sini, http://www.kompasiana.com/androgini/event-fiksi-surat-menyurat-di-kompasiana_5618f89b4123bd3d16f2001f
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H