Mohon tunggu...
Sarwo Prasojo
Sarwo Prasojo Mohon Tunggu... Angin-anginan -

Suka motret, tulas-tulis dan ini itu. Dan yang pasti suka Raisa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sambil Menatap Anak Kita

23 Juli 2015   14:48 Diperbarui: 23 Juli 2015   14:48 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 90-an, sebuah buku saya baca.  Itu karya Jalaludin Rakhmat yang berjudul Psikologi Komunikasi.  Saya menemukan sebuah lembar yang menarik di dalamnya, sebuah puisi yang ia terjemahkan ke dalam nuansa "keindonesiaan", walau dia menyebutnya sebagai terjemahan bebas. 

Puisi aslinya berjudul "Children Learn with They Live", satu puisi pendidikan dari seorang pendidik yang bernama Dorothy Law Nolte.  Saya baca kata demi kata dalam larikan kalimat.  Dan akhirnya merasakan ada sesuatu yang membuka cakrawala pandang terhadap pola perlaku orang tua dalam mendidik anak.

Kendatipun saya menemukan puisi itu pada masa kuliah, tetapi saya anggap puisi ini "berbobot" hingga lantas mengalihkan dengan menulis tangan ke dalam lembaran buku. Beberap waktu kemudian saya pindahkan ke dalam kertas melalui sebuah mesin ketik listrik pinjaman.

Saya simpan dan sesekali saya baca kembali.  Walaupun belum menikah, apalagi punya anak, tetapi puisi itu mempengaruhi sikap saya muda dalam menghadapi anak-anak.  Entah itu anak siapa!  Saya seperti menjadikan puisi ini "tali kendali".  Tapi, kadang gagal juga untuk berdamai dengan pesan yang disampakan oleh sang penulis puisi.

Sekarang saya memindahkan puisi itu di sini, pada Hari Anak Nasional, 23 Juli 2015.

 

ANAK TERLAHIR DARI KEHIDUPANNYA

Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi

Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri

Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri

Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri

Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri

Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai

Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan

Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan

Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri

Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan

 

Kalaulah saja puisi di atas memikat hati Anda, maka resapilah.....   Bacalah dengan selembut perasaan.  Sambil menatap anak-anak kita.  Anak Indonesia.

 

_______Oenthoek Cacing-Bumi Cahyana, 23 Juli 2015

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun