Pada tahun 90-an, sebuah buku saya baca. Itu karya Jalaludin Rakhmat yang berjudul Psikologi Komunikasi. Saya menemukan sebuah lembar yang menarik di dalamnya, sebuah puisi yang ia terjemahkan ke dalam nuansa "keindonesiaan", walau dia menyebutnya sebagai terjemahan bebas.Â
Puisi aslinya berjudul "Children Learn with They Live", satu puisi pendidikan dari seorang pendidik yang bernama Dorothy Law Nolte. Saya baca kata demi kata dalam larikan kalimat. Dan akhirnya merasakan ada sesuatu yang membuka cakrawala pandang terhadap pola perlaku orang tua dalam mendidik anak.
Kendatipun saya menemukan puisi itu pada masa kuliah, tetapi saya anggap puisi ini "berbobot" hingga lantas mengalihkan dengan menulis tangan ke dalam lembaran buku. Beberap waktu kemudian saya pindahkan ke dalam kertas melalui sebuah mesin ketik listrik pinjaman.
Saya simpan dan sesekali saya baca kembali. Walaupun belum menikah, apalagi punya anak, tetapi puisi itu mempengaruhi sikap saya muda dalam menghadapi anak-anak. Entah itu anak siapa! Saya seperti menjadikan puisi ini "tali kendali". Tapi, kadang gagal juga untuk berdamai dengan pesan yang disampakan oleh sang penulis puisi.
Sekarang saya memindahkan puisi itu di sini, pada Hari Anak Nasional, 23 Juli 2015.
Â
ANAK TERLAHIR DARI KEHIDUPANNYA
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan
Â
Kalaulah saja puisi di atas memikat hati Anda, maka resapilah.....  Bacalah dengan selembut perasaan. Sambil menatap anak-anak kita. Anak Indonesia.
Â
_______Oenthoek Cacing-Bumi Cahyana, 23 Juli 2015
Â
Â