Program penanganan isu perubahan iklim juga berkait erat dengan misalnya penggunaan energi bersih dan terbarukan yang otomatis terkait isu ekonomi makro dan kebersinambungan fiskal. Penggunaan energi fossil fuel (BBM) yang sangat masif sudah bukan jamannya dan tak layak lagi dipertahankan, karena selain memboroskan devisa negara, karena kita bukan lagi net exporter minyak melainkan net importer, mengancam keberlangsungan fiskal (dengan semakin masif subsidinya), tapi secara lingkungan tidak ramah dan menimbulkan dampak ke perubahan iklim. Sumber sumber energi bersih dan terbarukan dapat berasal dari berbagai macam, misalnya panas bumi/geothermal, tenaga surya, biomass, maupun sumberenergi dari mikrohydro. Tentunya banyak lagi sumber energi bersih dan terbarukan lainnya yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan. Program-program energi bersih yang ada sekarang mungkin sudah ada, tapi lambat perkembangannya, dan tantangan presiden baru nantinya adalah bagaimana mengakselerasiprogram tersebut dalam rangka menghasilkan energi yang lebih bersih, menunjang perekonomian makro dan fiskal yang lebih sehat, dan menjaga lingkungan serta perubahan iklim yang lebih terkendali.
Apakah kedua calon presiden tersebut sudah mendeklarasikan visi-misi termasuk program-program terkait isu perubahan iklim? Kalau belum tentunya kita perlu mendesak kepada beliau-beliau kita yang terhormat itu untuk menyampaikannya kepada masyarakat. Namun demikian, jika toh kedua kandidat presiden tersebut ternyata tidak siap dengan agenda penanganan perubahan iklimnya, siapapun presidennya tetap patut kita dukung untuk menjadi presiden RI, presiden kita semua, karena bukan presiden siapa-siapa, apalagi presiden negara tetangga...