Tak jarang situasi organisasi akan selalu memenuhi titipan hingga pesanan tak terduga hanya karna kepentingan politik tahunan dan itu menjadi hal yang lumrah bagi sebagian elit lokal. Pada akhirnya semua Ide besar baik yang dienyam di bangku kulia dan organisasi justeru menjadi kerdil jika berhadapan dengan realita. Tapi tak semua begitu, jawab sang pelaku..
Orang yang mampu membedakan mana organisasi kaderisasi dan mana organisasi politik adalah dia yang bermental satria. Satria Manapo itu nama orang kebetulan iya Ketua Kaderisasi PMII Cabang Metro Manado Tahun 2021-2022 yang Ketua Umumnya adalah Sahabat Ramadhana.
Apa itu Organisasi?
Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja sama dalam struktur dan koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan tertentu. merupakan sekumpulan orang atau sekelompok yang memiliki tujuan tertentu dan berupaya untuk mewujudkan tujuannya tersebut melalui kerjasama. (Giffin, 2002)
Karena beragam definisi terkait organisasi yang kita temui, maka mari kita persingkat lagi. Diawal tahun 2012 semenjak mengenal Perguruan Tinggi kalimat organisasi ditawarkan dari mulut kemulut entah apa maksud dan tujuan mereka, dipikiran saya waktu itu organisasi ini adalah gerakan yang menambah-nambah urusan, sebab selain kos, kampus, kantin, akan ada ruang rutinas baru yaitu diskusi sebagai gerakan tambahan yang menguras waktu, tenaga dan pikiran. Dan konyolnya saya tidak memilih organisasi apapun.
Mapaba, Anggota dan Kader PMII
Dua tahun kemudian setelah melewati beberapa fase perenungan akhirnya memutuskan untuk bisa terlibat aktif dalam satu organisasi yang bernama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Tarbiyah, Komisariat IAIN Manado. Saya di MAPABA (Masa Penerimaaan Anggto Baru) di Panti Asuhan arahman tahun 2014, Waktu itu Mapaba diselengarahkan oleh tingkatan Komisariat di ketuai oleh sahabat Sahrul Mokodompis, Sahabat Wardoyo Elias sebagai Ketua kaderisasi dan Rayon di ketuai oleh sahabati Nurbaiti Mamonto, dan seingat saya kami di Beiat oleh sahabat Zainudin Pai selaku Ketua Kaderisasi yang ada ditingkatan Cabang PMII Manado.
Semua prosesi mapaba berjalan penuh hikmat dan tanpa satu materipun pun yang diingat. yang melekat kuat sebelum semuanya buyar hanyalah persoalan Materi Nilai Dasar Pergerekan (NDP) soal Ke-indonesian dan Ke-islaman (Materi Pertama) dan Tafsir Lambang PMII (Materi Terakhir)
Dari situlah loncatan pengetahuan itu dimulai. Pasca Mapaba kegenitan akan pengetahuan baru terasa, Belajar membaca dan menguasai materi rasanya adalah hal yang wajib. Respon sosial, agama, kampus, sampai keributan negara menjadi perbincangan dan tema baru di kepala. Dan selesai sudah masa yang suram, bagi kami yang baru selasai di Mapaba.
Tak selesai disitu proses demi proses perlahan ditempuh. setelah enam bulan menjadi anggota Rayon Tarbiyah dan Syariah waktunya roda kaderisasi diputar, kami masuk tahap selanjutnya yang awalnya anggota kemudian berubah kulit menjadi status Kader tentu harus terlebih dahulu melalui proses PKD (Pelatihan Kader Dasar). Semua Angkatan Mapaba mengambil peran untuk merawat ideologi besar yang berhaluan Ahllusuna Waljamaah An-Nahdliyah yang didirikan KH. Hasyim Asy'ari itu, Saya dan Ketua Muahmim Iskandar Katili dan Indah  Wahyuningsi ambil peran menjadi Pengurus Komisariat PMII IAIN Manado. Sahabat Mulyadi Tuhatelu sebagai ketua bersama Ari Djangko ambil peran di Rayon Tarbiyah. Kemudian Junaidi Mamuntu sebagai Ketua Rayon Syariah bersama Sahabat Fahmi Karim Maketum Dimisoner PMII Cabang Metro Manado tahun 2020-2021 juga bagian dari angkatan Mapaba 2014, awal mula sebagai ketua kaderisasi Rayon Syariah. Tum Fahmi, sempat hilang mengasingkan diri di gunung dan beruntung tak nahas seperti Soe Gie (Mapala Bumi IAIN Manado). Kemudian menjadi Ketua Kaderisasi ditingatan Cabang dan naik sebagai kandidat terkuat Calon Ketua Umum PMII Metro Manado Menggantikan Sahabat Mulyadi tuhatelu. dan Ketua Umum Pertama PMII Metro Manado Adalah Sahabat Zainudin Pai, pengurusnya ada sahabat Fandi Tombio dan Ketua Kopri ada Sahabati Munifa Abas.Â
(Membaca PMII Metro Manado silahkan kunjungi Tulisan-tulisan sahabat Fahmi Karim).
Dan tentu semua agenda dari tingkatan Rayon, Komsat hingga Cabang, baik belajar dari kos ke kos, Membuka Rayon Perisapan yang saat ini Rayom Ekonomi, memangaktifkan kembali Rayon Ushuluddin Ketaunya Sahabat Panji Datunsolang, Pelatihan Jurnalistik, Pelatihan Aksi, Pelatihan Persidangan, Pendidikan Kader Dasar, dan belajar di Rumah besar Majelis Al-hikam Cinta Indonesia, kemudian dari Bouven digul turun berhadap-hadapan dengan kenyataan sudah dialami, merawat hingga mangambil bagian untuk membesarkan sudah dicoba. saya pribadi tak merasa tuntas. tapi kata Senior ; meski hanya menyediakan kopi saat diskusi itu dihitung juga bagian dalam membesarkan organisasi dan nilainya tetap sama. Meski keliru tapi itu bagian dari porses kaderisasi.
Banyak capaian yang dilalui oleh setiap generasi dalam Tubuh PMII hingga berwujud PMII Metro Manado, Produktifitas tanpa batas, keluhan rakyat meski tak semua terjama tapi gelora semangat juang tetaplah demikian-hidup rakyat, Elit politik pun setiap bulan dievaluasi dan diajarkan perlawanan sudah kami lakukan. kualitas dan kuantitas Kader memadai seiring jaman. Distribusi kader masif keseluruh ruang-ruang kampus hingga masjid-masjid di kota Manado. Dan mampu memperkokoh kontekstualisai Tri komitment PMII : Kejujuran, Kebenaran, dan Keadilan dalam berkehidupan.
 Bukan Alumni PMII !!
Sayangnya saya terhenti diakhir tahun 2019 setelah pembacaan LPJ oleh Ketua Umum Pertama PMII Metro Manado. Dan selesai mengambil Studi S1 di IAIN Manado Tahun 2018. Selain tuntutan orang tua tentu kulia adalah prioritas sahabat. Menyelasaikan studi enam tahun tujuh bulan ditambah 12 bulan dan kemudian mencari-ciri hidup adalah pilihan. Meski jarang bersua lagi tapi tetap saling berbagi cerita dan informasi. Pertemuan angkatan kami adalah moment hari-hari besar di PMII, kadang juga tak kesampaian.Â
Kemudian perna bergelut dan ikut terlibat dalam organisasi pasca ber-PMII, tapi tak begitu intens tentu karna berbeda Ruang Politik dan Ruang kaderisasi. Namun mengenal Ansor dan IKA PMII Bolaang Mongondow adalah hal yang wajib bagi Warga Pergerakan. Dan yang tak ditemui di tanah Bogani khusus Bolaang Mongondow Induk adalah Warga NU secara Struktural, Mungkin karna orang tua makanya merawat Rumah selalu melihat dari luar jendela. Eksistensi Struktural warga Nahdliyin justru lebih kepada urusan-urusan politik praktis yang dimotori Partai PKB-Ansor Bolmong. Hanya saja ada beberapa nilai gerakan yang kian ditinggalkan Warga NU yang dibungkus dalam tubuh partai itu. Dulu dimasa Gus Dur selalu ada upaya filterisasi dalam tubuh NU-Ansor-PKB mengingat banyak kelompok yang melakukan infliltrasi dalam tubuh dan merusak jantung Indonesia.Â
Kata Gus Dur : Nilai akan selalu lebih tinggi dari Posisi. Kadang banyak yang meninggalkan Nilai dan lebih memperbutkan posisi. itu yang keliru menurut Yeni Wahid anak dari Kyai Abdurrahman Wahid itu. Sekian !!
Darham Thalib adalah nahkoda ke-Lima. Bagaimana PMII Metro Manado Hari ini ?
Tangan Akan Tetap Terkepal Dan Maju Melawan Realita !!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H