(Membaca PMII Metro Manado silahkan kunjungi Tulisan-tulisan sahabat Fahmi Karim).
Dan tentu semua agenda dari tingkatan Rayon, Komsat hingga Cabang, baik belajar dari kos ke kos, Membuka Rayon Perisapan yang saat ini Rayom Ekonomi, memangaktifkan kembali Rayon Ushuluddin Ketaunya Sahabat Panji Datunsolang, Pelatihan Jurnalistik, Pelatihan Aksi, Pelatihan Persidangan, Pendidikan Kader Dasar, dan belajar di Rumah besar Majelis Al-hikam Cinta Indonesia, kemudian dari Bouven digul turun berhadap-hadapan dengan kenyataan sudah dialami, merawat hingga mangambil bagian untuk membesarkan sudah dicoba. saya pribadi tak merasa tuntas. tapi kata Senior ; meski hanya menyediakan kopi saat diskusi itu dihitung juga bagian dalam membesarkan organisasi dan nilainya tetap sama. Meski keliru tapi itu bagian dari porses kaderisasi.
Banyak capaian yang dilalui oleh setiap generasi dalam Tubuh PMII hingga berwujud PMII Metro Manado, Produktifitas tanpa batas, keluhan rakyat meski tak semua terjama tapi gelora semangat juang tetaplah demikian-hidup rakyat, Elit politik pun setiap bulan dievaluasi dan diajarkan perlawanan sudah kami lakukan. kualitas dan kuantitas Kader memadai seiring jaman. Distribusi kader masif keseluruh ruang-ruang kampus hingga masjid-masjid di kota Manado. Dan mampu memperkokoh kontekstualisai Tri komitment PMII : Kejujuran, Kebenaran, dan Keadilan dalam berkehidupan.
 Bukan Alumni PMII !!
Sayangnya saya terhenti diakhir tahun 2019 setelah pembacaan LPJ oleh Ketua Umum Pertama PMII Metro Manado. Dan selesai mengambil Studi S1 di IAIN Manado Tahun 2018. Selain tuntutan orang tua tentu kulia adalah prioritas sahabat. Menyelasaikan studi enam tahun tujuh bulan ditambah 12 bulan dan kemudian mencari-ciri hidup adalah pilihan. Meski jarang bersua lagi tapi tetap saling berbagi cerita dan informasi. Pertemuan angkatan kami adalah moment hari-hari besar di PMII, kadang juga tak kesampaian.Â
Kemudian perna bergelut dan ikut terlibat dalam organisasi pasca ber-PMII, tapi tak begitu intens tentu karna berbeda Ruang Politik dan Ruang kaderisasi. Namun mengenal Ansor dan IKA PMII Bolaang Mongondow adalah hal yang wajib bagi Warga Pergerakan. Dan yang tak ditemui di tanah Bogani khusus Bolaang Mongondow Induk adalah Warga NU secara Struktural, Mungkin karna orang tua makanya merawat Rumah selalu melihat dari luar jendela. Eksistensi Struktural warga Nahdliyin justru lebih kepada urusan-urusan politik praktis yang dimotori Partai PKB-Ansor Bolmong. Hanya saja ada beberapa nilai gerakan yang kian ditinggalkan Warga NU yang dibungkus dalam tubuh partai itu. Dulu dimasa Gus Dur selalu ada upaya filterisasi dalam tubuh NU-Ansor-PKB mengingat banyak kelompok yang melakukan infliltrasi dalam tubuh dan merusak jantung Indonesia.Â
Kata Gus Dur : Nilai akan selalu lebih tinggi dari Posisi. Kadang banyak yang meninggalkan Nilai dan lebih memperbutkan posisi. itu yang keliru menurut Yeni Wahid anak dari Kyai Abdurrahman Wahid itu. Sekian !!
Darham Thalib adalah nahkoda ke-Lima. Bagaimana PMII Metro Manado Hari ini ?
Tangan Akan Tetap Terkepal Dan Maju Melawan Realita !!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H