Lihat saja sensus penduduk kemarin, daerah mana yang paling sulit dicacah? Papua? Kalimantan? jawabannya adalah Jakarta....kenapa? kenapa jakarta, padahal penduduknya mayoritas lebih berpendidikan dibanding daerah lainnya dan seharusnya lebih melek informasi..ya begitulah terkadang pendidikan tinggi membuat seseorang menjadi tidak peduli sekelilingnya.
Lalu siapa yang harus disalahkan andaikan data yang dihasilkan BPS jelek...????
Jika memang tidak terlalu penting membicarakan siapa yang salah, mungkin sangat penting berbicara bagaimana jika kita menggunakan data yang jelek dan salah??
Dalam penelitian sering kita mendengar istilah garbage in garbage out, jika yang masuk sampah (jelek) maka akan menghasilkan sampah juga. Jika menggunakan data yang jelek untuk mengambil suatu keputusan maka sudah barang tentu jelek juga efek dari keputusan yang diambil.
Jadi jelas untuk mendapat data yang baik diperlukan input yang baik, input yang baik hanya akan diperoleh dari sumber yang benar dan jujur, baik itu perorangan maupun perusahaan, maupun dari pihak yang mendata, input yang baik itu pun selanjutnya akan menjadi informasi yang baik jika diolah dan dikaji secara benar oleh pihak yang berwenang, informasi yang baik tersebut pada akhirnya akan menghasilkan kebijakan yang benar pula untuk memajukan kehidupan bangsa kita.
Kita sebagai masyarakat harus menjadi warga negara yang baik, menjadi pemberi informasi yang jujur dan dapat dipercaya karena itu memang kewajiban kita.
BPS sebagai Badan harus menjadi semakin solid, dan semakin giat menjadi pelopor data statistik terpercaya dengan meningkatkan kualitas data yang dihasilkan, serta lebih memasyarakatkan (pentingnya) statistik ke penjuru nusantara).
Pemerintah selaku penentu kebijakan, harus  lebih arif dan bijaksana dalam mengambil kebijakan-kebijakan berdasarkan data yang tersedia sehingga kemajuan bangsa ini dapat segera terwujud.
Maju Bangsaku!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI