Mohon tunggu...
sapto suhardiyo
sapto suhardiyo Mohon Tunggu... Penulis - Laki-laki

Seorang yang biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Nature

Cara Beternak Bebek, Irit Pakan

15 Oktober 2021   09:12 Diperbarui: 15 Oktober 2021   09:19 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inspirasi Ku, untuk beternak bebek kadang orang sudah pesimis bagaimana kecukupan pangannya agar bebek tetap bertelur dengan maksimal. Untuk itu perlu inovasi salah satunya dengan melakukan "angon" bebek di sawah.

Pakan bebek bisa dicukupi dengan pakan di sawah, tentunya setelah dipanen. Rontokan padi saat pemanenan menjadi pakan berkualitas bagi bebek, serta binatang keong, siput dan cacing juga bisa menambah gizi bagi bebek.

Dengan angon bebek pengeluaran peternakan diharapkan nol rupiah untuk beli pakan. Hanya disini dibutuhkan kesabaran dan keikhlasan dari peternakan karena harus melakukan pengembaraan dari satu sawah ke sawah yang lain untuk menemukan sawah-sawah yang sudah panen.

Dengan alat transportasi yang sudah modern, bebek tidak lagi melakukan perjalanan jauh. Dengan diangkut di Colt terbuka, bebek bisa bisa dibawa kemanapun. Dan biayanya pun terjangkau. 

Dokpri
Dokpri

Untuk menghindari angin dan hujan jika malam hari peternakan hanya menggunakan tenda sederhana dan  dipagari dengan jaring yang terbuat dari nilon, sehingga sangat mudah dalam mobilitas bebek.

Jika produksi telur bebek hanya 50 persen pun peternakan masih untung dikarenakan pengeluaran nol rupiah untuk pakan. 

Telur bebek dijual dengan harga 2000 rupiah per butir nya. Sehingga jika 100 ekor bebek setiap harinya bertelur maka sudah mengantongi 200 ribu setiap harinya. 

Itu sukanya, dukanya bebek harus di tunggu jika malam hari, kalau tidak ditunggui bisa dicuri tangan-tangan jahat. Sehingga peternakan harus tidur beralaskan tanah di dekat tenda bebek.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun