Dirun mengakui bahwa sapu Sirau masih belum bisa untuk ekspor dikarenakan belum memenuhi standar kualitas ekspor. Hal tersebut dikarenakan cara membuatnya agar ribet dan harus ditimbang terlebih dahulu. Sedangkan para pengrajin selama ini berpikiran bagaimana sapu cepat laku sehingga mereka cepat mendapatkan bayarannya, guna mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Kendala lainnya kadang sapu yang tidak sesuai dengan standar dikembalikan sama pembeli sehingga membuat dua kali kerja. Pembayarannya pun agak tersendat, sehingga jika tidak mempunyai modal besar maka bisa gulung tikar. Sehingga kita pasrah saja karena kita sudah punya pasar masing-masing, yakni untuk golongan murah meriah," pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H