Mohon tunggu...
sapto suhardiyo
sapto suhardiyo Mohon Tunggu... Penulis - Laki-laki

Seorang yang biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Cerita Pelukis Tato Menjadi Realis, Nggambar Bareng #Part2

12 Agustus 2020   15:38 Diperbarui: 12 Agustus 2020   15:40 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: dok. pribadi

Pengalaman seseorang bisa menjadi inspirasi, sekaligus guru bagi yang mendengar dan melihat cerita itu. Seperti cerita Udin seorang pelukis tato yang "insaf" menjadi pelukis realist. Dulu kata Udin sebelum menjadi pelukis realist dirinya adalah pelukis tato, yang mana kehlian ini dipelajari secara otodidak.

Mula-mula Udin hanya diminta temennya untuk membuat tato yang dibayar secara gratis, alias tidak dibayar he...he... Kemudian setelah sekian lama menggeluti dunai pertatoan, Udin mulai beralih di media relief dan sekarang menjadi mata pencahariaan utamanya. Dari dunia relief kemudian Udin mulai mengasah imajinaisnya di dunia kanvas, dan melukis sudah digelutinya kurang lebih satu tahunan.

Sharing di komunitas Blarak (Purbalingga Bergerak) menjadi kepiawaian melukis semakin terasah, sampai saat ini lukisannya sudah banyak yang dimininati oleh masyarakat, salah satu lukisannya bisa terjual 2,5 juta rupiah dengan tema mendoan.

Karya-karya Mas Udin kebanyakan beraliran realis yakni menggambarkan sebuah kejadian-kejadian dalam kehidupan Manusia secara kenyataan, tanpa menambahkan Opini atau Interpretasi tertentu. Artinya bentuk dari Seni ini berfungsi untuk memperlihatkan suatu kebenaran tanpa menyembunyikan kebohongan, pada sebuah kejadian-kejadian yang terjadi dalam kehidupan manusia.

Berbeda lagi dengan Mas Agus dari Seniman Umbaran, beliau memang asli dari pelukis, karena sejak SMA sudah memiliki kecintaan terhadap lukis. Tamat SMA kemudian melanjutkan Fakultas Seni Rupa IKIP Jogja tahun 1990. Lulus sarjana tahun 1996 kemudian bekerja di bidang periklanan di daerah Jogjakarta, namun kecintaan terhadap lukis tetap terus berkarya.

Semenjak pulang kampung ke Purbalingga lagi, Agus bergabung dengan seniman Umbaran dan terus berkarya di dunia lukis. Agus berpesan kepada pegiat seni khususnya yang masih muda-muda untuk terus berkarya, jangan putus asa. Seorang seniman besar karena dihargai karena karyanya, terus berkarya dan berkarya, Insyaallah suatu saat jika karyanya saat ini belum laku suatu saat pasti ada hasilnya.

Dalam OTS (On The Spot) kali ini, Agus lebih menggambarkan vektor lukisan Jembatan Wadas Gantung dengan pewarnaan monocrome, yakni satu warna hanya memainkan warna gelap dan terang untuk memunculkan suatu objek. Untuk menyelesaikan gambar dengan teknik monocrome menurut Agus bisa sampai 1-2 hari, tapi itupun juga tergantung dari mood yang ada.  

Dan hasilnya bisa anda lihat di Chenel Youtube link dibawah ini

#Pelukis #Realis #Surealis #Abstrak #ManahHati #Umbaran #Blarak #JembatanWadasGantung 

#Makam #Rembang #Purbalingga #InspirasiKu



Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun