Mohon tunggu...
S Novi Pramono
S Novi Pramono Mohon Tunggu... Freelancer - freelance

Pemerhati Media Massa, Dialog Public, Public Relationship

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Meliterasikan Generasi : Saat Literasi jadi Modal

27 Desember 2023   06:22 Diperbarui: 30 Desember 2023   04:45 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kominfo.kotabogor.go.id

Untuk mengatasi kondisi itu, memang bisa dengan cara-cara tradisional, misalnya dengan menambah koleksi buku di perpustakaan secara berkesinambungan dan aktual. Namun dewasa ini, membaca dan menulis bukan lagi persoalan fasilitas semata, tetapi persoalan perilaku. Lantaran persoalan perilaku, maka cara yang dapat ditempuh adalah dengan menumbuhkan kesadaran literasi.

Rekayasa-rekayasa psikologis dan sosiologis mungkin lebih efektif selain meningkatkan fasilitas (meskipun meningkatkan fasilitas tetap perlu). Memang, proyek menumbuhkan kesadaran adalah proyek multidisiplin dan butuh waktu bahkan hingga bertahun-tahun. Untuk menumbuhkan kesadaran membaca tidak cukup bila dilakukan secara individu oleh satu guru, satu dosen, ataupun satu lembaga. Itu pun harus dilakukan dalam durasi waktu yang agak lama.

Gagasan konseptual untuk membuatnya lebih konkret misalnya, bisa dimulai dari membentuk komunitas literasi dalam bentuk KLUB JURNALISTIK. Kegiatannya erat terkait dengan membaca dan menulis sehingga bisa menimbulkan kebiasaan bagi mahasiswa.

Antara Literasi dan Modal

Salah satu cara yaitu menularkan kepada mahasiswa tentang manfaat membaca dan menulis.

Untuk mengilustrasikannya penulis meminjam teori Pierre Bourdieu tentang modal. Membaca adalah bagian dari akumulasi modal intelektual. Penjelasan tersebut kemudian dikontekskan dengan jurusan atau cita-cita seorang mahasiswa.

Seseorang yang memiliki modal intelektual bisa mengkonversinya menjadi modal sosial dan finansial. Contohnya, jika memiliki pengetahuan yang cukup, orang bisa memperluas jaringan persahabatan di berbagai tingkat sosial. Dengan begitu, ia bisa melakukan mobilitas sosial secara vertikal.

Modal intelektual juga bisa dikonversi menjadi modal finansial, antara lain, dengan memperoleh pekerjaan yang lebih baik. Posisi-posisi strategis di perusahaan dan pemerintahan biasanya juga dipercayakan kepada orang dengan kemampuan intelektualitas tinggi. Maknanya: semakin cerdas Anda, semakin besar peluang Anda untuk kaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun