Mohon tunggu...
Sobran Holid
Sobran Holid Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pelaku usaha yang mengharapkan Indonesia lebih ramah terhadap rakyat kecil. toko onlinehttps://www.bukalapak.com/u/holids https://www.bukalapak.com/u/holids jangan lupa mampir bagi kompasianer dan pembaca yang membutuhkan sparepart motor .

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Panwaslu Gagal Mencegah Politik Uang atau Transaksional

28 April 2019   20:33 Diperbarui: 28 April 2019   20:34 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasar pengamatan saya , apa yang dilihat diamati ini adalah pemilu terjelek. 

Politik uang masif dan masal pada saat hari tenang.

Bahkan ada caleg Demokrat melalui teamnya berani bagi uang dijalan Dangdeur.

Dilar mengunakan kades Tanjungjaya Cikanjung, Linda juga bahkan Incumbent Cecep Sudendar Incumbent Bagi bagi uang di Rancaekek kencana 300 amplop perblok. Rata disetiap RW.

Luthfi caleg PDIP masif di Tenjolaya bagi bagi uang.

Lebih gila lagi satu rumah bisa menerima tiga amlop, hampir semua partai dan caleg kaya melakukan hal yang sama.

Caleg PAN dari Propinsi dan RI Jabar 2 juga melakukan serangan Pajar secara Masif.

Dan itu semuanya terjadi, Dicileunyincaleg Nasdem masif membagikan uang dihari tenang.

Pemilu sekarang rusak, hanya mengandalkan kekuatan finansial.

Belum lagi daerah lain, Padahal panwaslu ada di setiap TPS.

Jadi tujuan terbentuknya Panwaslu untuk mencegah politik uang salah satunya dapat dikatakan gagal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun