Pada saat Wiranto keluar sudah ada Ksad Subagjo, Pangdam jaya Safrie Samsudin, menunggu antrian menghadap Pak Harto.Â
Ini semua membuat kecurigaan bahwa semua pihak mengambil kesempatan untuk mencari muka di muka Pak Harto pada saat yang sama terus dekat dan mendapat kepercayaan dari para tokoh reformasi untuk menjadi pimpinan negeri ini.
Tetapi catatan sejarah membuktikan pada malam tanggal 20 mei 1998 Wiranto lah yang dipanggil Pak Harto dan Menteri sekretaris Negara Sadilah Mursyid (menteri paling setia didetii-detik Jatuhnya Pak Harto), Â untuk mempersiapkan lengsernya Pak Harto pada tanggal 21 mei 1998.
Kemenangan Wiranto juga dengan diterbitkanya inpres no 16 tahun 1998 tentang pengangkatannya sebagai pemimpin komando  kewaspadaan dan keselamatan.
Rivalitas Prabowo dan Wiranto berlangsung pada era Presiden Habibie dan sejarah mencatat Prabowo dipecat oleh Habibie dan Wiranto kembali sebagai pemenang.
Sebagai catatan sebuah gerakan, peran TNI sangat penting dalam sebuah perubahan, tanpa melibatkan TNI maka gerakan rakyat sipil mudah dikalahkan, gerakan reformasi 98 menunjukan sikap terbelahnya elite TNI mempercepat tumbangnya Soeharto yang kian kesepian dari pemimpin yang dipuja, kemudian dicampakkan oleh para penjilatnya, termasuk Harmoko yang selalu mengatakan berdasar petunjuk Pak Harto pada saat  menjadi menteri penerangan Era Orba.
Tentu Profesor Salim Said paham betul akan fakta ini, beliau adalah pelaku sejarah yang dekat dengan kalangan sipil dan militer pada saat itu, dan semoga misteri kerusuhan kelam tahun 98 bisa diurai, masih banyak pelaku sejarah masih hidup, ada SBY, Amin Rais, Prabowo, Wiranto, Megawati, kivlan zein dan banyak lagi laiinya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H