Kartu kuning yang diberikan mahasiswa Zaadit Bem UI mantap, harusnya diikuti oleh mahasiswa lain  untuk mengkoreksi , mengingatkan pemerintahan Jokowi JK, agar terus fokus dan memperbaiki apa yang kurang terhadap pemerintahan yang sedang berjalan.
Tidak bisa Presiden terus ngeles mencari selamat dengan melempar masalah ke pihak lain atau malah menyentil mahasiswa agar ke suku Asmat, yag lebih aneh lagi komentar Sri Mulyani bahwa mahasiswa harus lulus dulu ujian makro ekonomi.
Sebegitu galaunya Presiden Jokowi terus melempar tanggung jawab ke pihak lain , atau setiap yang mengeritik selalu menyalahkan orang lain, ini mah sama saja lempar batu sembunyi tangan, kenapa tidak sekalian kasih aja jabatan presiden kasih ke orang lain.
Sudah sepantasnya kita menagih janji Jokowi yang katanya kerja-kerja dan kerja , bangun jalan dimana --mana tapi ternyata ada rakyat depan mata yang terabaikan bahkan menelan korban .
Disinilah sikap peka Presiden terhadap persoalan yang sedang terjadi, harga beras naik , mentan bilang surplus, pemda banyak  nolak impor beras  karena stok berlebih  bahkan menjelang panen raya eh kok malah impor beras oleh menteri perdagangan, sebuah anomali yang diluar logika berpikir.
Presiden tergesa-gesa dalam mengambil kebijakan  tanpa mau menganalisa dimana persoalan inti, tidak seperti pemadam kebakaran, beras naik langsung impor, jangan-jangan kondisi ini hanya permainan cukong-cukong kakap.  Bukanklah kasus beras Ibu yang katanya penimbun beras sudah dibasmi, atau masih masih banyak "berasibuberasibu" laiinya yang tidak terdeteksi.
Kalau memang ada masalah data dari menteri pertanian wah berarti layak dicopot tuh menteri karena memberikan data surplus palsu . Â Harus ada titik jelas dimana persoalan ini terjadi atau ada misteri lain ? seperti yang yang banyak dicurigai ada kepentingan pulus disana?.
Garam kita juga ternyata masih impor  lantas apa yang dimaksud kerja oleh Pak Jokowi, karena seorang Presiden saya kira harus juga membaca laporan-laporan dari menteri dan menganalisa, jika tidak takutnya presiden hanya ditipu oleh para menteri dengan mental ABS "asal bapak senang", atau seperti kasus sebelumnya kontraversi tanda tangan presiden pada  tahun 2015 soal lolosnya kenaikan uang muka mobil untuk pejabat.
Kasus kartu kuning oleh ketua BEM UI malah menjadi bully dari rekan-rekanya soal tugas kuliah , hem inilah mahasiswa zaman sekarang , melupakan urusan besar , melupakan urusan bangsa bukan malah menjadi bagian dari agen perubahan masyarakat tetapi malah menjadi lebih individualis dan lupa akan ha-hal besar apa yang terjadi dibangsa ini.
 Mahasiswa zaman now , lebih sibuk dengan tugas kuliah dan melupakan apa yang menjadi keresahan dan kegelisahan di masyarakat.
Sikap Zaadit dibalas dengan Jokowi bahwa akan mengirim mahasiswa UI ke Asmat Ingat juga kasus banjir jakarta, dari janji kampanye pada saat menjadi calon gubernur , terpilih dan kemudian pada saat tidak berhasil beliau membuat janji baru bahwa hanya dengan beliau menjadi Presidenlah maka banjir Jakarta akan dibereskan karena melibatkan multi sektor dan beberapa pemda terkait.
Pesan buat  Pak Jokowi, belum terlambat untuk merubah sikap dan gaya, budaya kerja penting, budaya berpikir juga penting, budaya bertanggung jawab juga penting tidak selalu melempar tanggung jawab.
Sikap tegas Jokowi hari ini  bahwa jika ada kebakaran hutan maka Pangdam dan Kapolda akan di copot , itu mantap, ini juga harus dilakukan untuk pejabat lain,  jika ada kelaparan apalagi kasus wabab KLB campak dan gizi buruk  seperti papua harusnya dari kades camat kapolsek bupati dandim dicopot kemana aja para pejabat daerah, kemana dana triliunan dan otsus, kemana saja dan apa aja kerja mereka sehingga rakyat kurang gizipun ko sampai menjadi wabah.
Nah disinilah jga ternyata kerja saja tidak cukup seorang pemimpin juga adalah pemimpi, tidak cukup hanya membangun secara pisik, tetapi hukum harus dibenahi,sistem diperbaiki, dikaji dipikir dan dibuatkan aturan.
Bangun jalan penting, tol penting, tapi memperbaiki sistem, membuat riset, berpikir, mengkaji juga itu penting.
Salam bekerja, Salam berpikir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H