Mohon tunggu...
Sobran Holid
Sobran Holid Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pelaku usaha yang mengharapkan Indonesia lebih ramah terhadap rakyat kecil. toko onlinehttps://www.bukalapak.com/u/holids https://www.bukalapak.com/u/holids jangan lupa mampir bagi kompasianer dan pembaca yang membutuhkan sparepart motor .

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengusaha Indonesia Penyuap ke-4 di Dunia, Pengusaha Negara Majulah Gurunya?

2 November 2011   17:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:08 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Pengusaha Indonesia Penyuap Terbesar ke 4  didunia,Pengusaha  Negara Majulah Gurunya!.

Survei TI yang dilakukan  terhadapa para pengusaha dan stake halder dinegara lain menyatakan bahwa pengusaha Indonesia adalah salah penyuap terbesar dimana tempat mereka berbisnis diluar negeri.

Survei TI ini tidak terlalu aneh dan wajar-wajar saja karena memang memberikan upeti  kepada raja besar dan  raja kecil  sudah menjadi kebiasaan  di Indonesia walau KPK terus tangkap sana tangkap sini.

Nampak jelas dari hasil survey TI pengusaha negara berkembang dari Rusia, China, Meksiko dan Indonesia  diurutkan sebagai negara penyuap terbesar di negara lain, dan itu wajar karena pengusaha dari negara majupun berbuat sama ketika mereka berbisnis dinegara berkembang  tapi tidak dinegara mereka sendiri., Jadi  benarkah pengusaha AS dan eropa tidak lebih berengsek dibanding pengusaha lokal?.

Negara-negara yang dikenal bersih seperti singapurpun tak lebih baik prilakunya ketika mereka berbisnis diluar negara mereka, bahkan negara kecil ini menjadi sarang koruptor dari Indonesia. Swiss juga sama, adalah sebuah  negara yang teraman duit  para koruptor, dictator  dan pengelap pajak diseluruh dunia untuk menyembunyikan hasil kejahatannya.

Pengusaha AS rasanya lebih parah, tidak hanya suap yang mereka berikan kepada penguasa dinegera berkembang , tapi todongan senjata juga dilakukan ketika penguasa setempat menolak bekerjasama.

Lihat saja Freeport, membayar royalty  seenaknya, tapi terus membayar upeti ke Polri, TNI dan pastinya banyak politisi juga yang menikmati dan tak peduli pekerja dan rakyat papua hanya menikmati tetesan dari emas dan tembaga yang dikuras dari perut papua.

Newmont di NTT sama saja, menjadi bancakan antara pengusaha asing dan penguasa lokal dan nasional, bahkan Nampak jelas tapak Ical  dan cendana di Freeport pada tahun dan Newmont yang bisa membeli saham tanpa perlu uang cash.

Banyak banget jejak hitam pengusaha maju yang terus menekan penguasa negara berkembang agar perusahaannya bisa eksis, lihat saja blok cepu, pertamina harus mau berbagi setelah pejabat-pejabat dari AS tak henti-hentinya menekan penguasa Indonesia yang memang mudah dibeli  dengan Exxon walau sebenarnya pertamina mampu tanpa bantuan asing

Tuduhan suap  bagi pengusaha  negara-negara berkembang sebuah kewajaran karena itu sebuah fakta, tidak hanya mereka menyogok untuk memuluskan proyek diluar negara mereka, juga itu menjadi kebiasaan pengusaha dinegara mereka sendiri.

Ide pengusaha negara berkembang untuk melakukan suap baik di negaranya maupun dinegara lain, berdasar juga kebiasaan pengusaha dinegara maju yang juga biasa memberikan upeti ketika mereka berbisnis dinegara berkembang walau jubah mereka suci dinegara sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun