Mohon tunggu...
Muhammad Sofyan
Muhammad Sofyan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Berbagi dengan dunia...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jakarta... Jakarta [Episode 1 : First Trip]

20 Februari 2012   09:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:25 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

9 Februari 2012

Special Thanks For You Guys
Perjalanan dimulai. Yaa... pertama kali ke Jakarta, ada perasaan yang bergemuruh seperti riuh gemuruh kereta. Ada perasaan tak tenang, seperti kereta yang bergoyang ke kanan dan ke kiri. Hahaha... ini tidak lebih karena seseorang yang akan kutemui di sana.

Dia masih meninggalkan bekas jejak di hati dan ingatan. Aku tidak suka menyebutnya sebagai luka. Terkesan pahit dan menyakitkan. Hal ini karena au tak ingin melupakan semua keindahan dalam taman benakku. Itulah yang selalu membuatku tersenyum. Pasti!

Sejatinya sih, aku ke Jakarta karena ada tes BI di UNJ. Ini adalah salah satu mimpiku, cita-citaku dari awal.

"Mas, tiketnya...?" (wait a second, ticket checking!)
Ceklek!

Oke, kita lanjutkan!
(Yup, sampai pada masalah impian) Di catatan sebelumnya, sudah aku tuliskan berbagai impian yang ingin aku capai. Salah satunya adalah bekerja di BI (di list, aku nulis jadi Gubernur BI). Jika impian ini terwujud (insya Allah, amiiin) impianku yang lain juga bisa mengikut terwujud. Ada banyak doa dan harapan besar dalam perjalananku kali ini. disetiap meter bahkan disetiap senti selalu terukur dengan doa dan harapan, betapa impian dan cita-citaku ini bisa terwujud atas izin dan berkah dari Sang Pengabul Doa.

Oiya... Ini sangat penting. Saya sangat berterima kasih kepada Adin, Ilham, Nata dan juga Ulil yang telah membantuku malam ini. Kebiasaan burukku, selalu melupakan satu hal sebelum berangkat. Jika akan berangkat ke tempat yang jauh, pas packing mesti ada yang kelupaan. hehehe... Untung saja ada, sekian kali aku menelpon, akhirnya Ilham adalah manusia terpilih untuk mengangkat panggilan saya (Hahaha...). Terima kasih sudah membantu saya mencari barang terpenting (KTP) itu.

Manusia terpilih yang selanjutnya adalah Nata. Terima kasih telah mengantarkan KTP ku ke stasiun dengan kebutan entah berapa kilometer per jam. Cemas campur aduk menunggu kehadiran dirimu malam itu, sembari menunggu kedatangan kereta yang ternyata terlambat juga :(. Aku jadi bingung, beruntung karena keterlambatan kereta itu, KTP ku bisa sampai menunggu untuk itu. Namun juga carut marut hati yang terus menunggu kapan datangnya kereta.

Manusia terpilih ketiga adalah Ulil. Yang telah mengantarkanku ke stasiun. Bahkan menemaniku menunggu kereta yang datang terlambat. Bercerita tentang banyak hal... haaaah. Sunggu itu sangat menghiburku ditengah penantian keretayang terlambat 1 jam lebih. Bagiku, menunggu kereta malam itu benar-benar membuatku tidak sabar. Bahkan berkali-kali aku harus bertanya pada satpam kapan datangnya.

Manusia terpilih lainnya adalah Adink. He is like an angel when I really need something important. Hehehe, tidak ada yang berlebihan dengan kata-kata di atas. Semuanya hanya sebuah ungkapan penghargaan atas bantuan yang sangat berharga dan membantu. I take a bow for you all. Kalian semua akan selalu aku ingat (kalopun lupa, minimal aku ingat saat aku memaca tulisan ini lagi...! heheh).

(Sepertinya) Kontak Batin
Ini kali pertama aku akan menginjakkan kaki di Jakarta. sama sekali buta dengan situasi dan kondisi yang akan aku hadapi di tempat pertama aku menginjakkan kaki di sana. Beberakali aku harus membuka Goo-Maps untuk meyakinkan diriku. Melihat-lihat rute jalan yang aku tempuh dari Stasiun Pasar Senen ke Universitas Negeri Jakarta. Yeah... try for get som simulation.

Di Jakarta sana, aku sama sekali ga ada fanili.  Sama sekali! Akhirnya salah satu jalannya adalah MBOLANG aja (Menjadi Bocah Ilang... Omaigat! Jangan Sampe!) Maksudnya jadi backpacker gitu. Heehehehe...

Hari itu, kesekian kalinya aku ngecek Goo-Maps. Meliaht jalan mana saja yang akan aku lalui setibaku di Stasiun Pasar  Senen. Sembari melihat-lihat dan berusaha untuk menghapalkan jalannya, tiba-tiba dddrrrrrtt... drrrt.. Getaran handphone membuatku setengah kaget. Jurtru nama yang muncul (pengirim sms) kali ini yang membuatku kaget.

(AYU) Opyank, ada kuliat anak kecil cwok pke bju TK kyk kita dulu. Langsungko kuingat hahahaa :D


Pertanyaannya adalah... Tumben?! Tiba-tiba darahku merasa mengalir deras di sekujur tubuhku. Tanpa pikir panjang lagi, aku langsung balas saja...

(OPYANK) Oh... Tgl 9 moka ke Jakarta, tpi nda tau nginap dimana. Ada tes BI di UNJ

(AYU) Dit4nya mo Oyo :) Tgl brapa tesnya. Nanti kalo sempat saya jemput. Sama siapa ke Jakarta??

(OPYANK) Sendiri sya. Sampai di Stasiun Senen tgl 10 pagi. Tesnya di UNJ


Akhirnya aku deal nginap di tempatnya Oyo, adiknya Ayu. Hahaha... aku jadi senyum-senyum sendiri di kamar. Entah kenapa, senang bercampur rindu lama tak jumpa dengan sahabat yanag hobinya bikin deg deg-an ini. Jadilah aku punya tujuan sesampaiku ke Jakarta. Rute kereta ke Depok sudah aku hapalkan. Cukup naik commuter line (KRL) sampai di Depok UI.

Drrrrt... drrrt... Aku merasakan getaran handphoneku lagi. Lamunanku buyar, sms-nya kembali muncul.

Opyank, FYI kalo udah nyampe senen jgn keliatan kyk bingung2 ntar ketauan kalo baru ke jakarta (No offense) :) takutnya ada yang niat jahat


Aku tersenyum membalas sms. Mengabarkan untuk tidak terlalu khawatir dengan tampangku yang masih innocent. hahahaa

Sms-nya kemarin memang seolah ada kontak batin di antara kami (Untuk masalah ini saya selalu Ge-eR entah kenapa). Seperti sebuah sinyal, yang membuatnya merasa bahwa aku akan datang (hahaha... sumpah yg ini GR bgt!!!). Aku merasa ada pink fireworks disekitarku walopun valentine masih jauh (apa hubungannya ???!!), jelasnya perjalanan ini terasa menyenangkan!

Gerbong 1
(Kereta berhenti entah di stasiun mana)
Aku bangun dari tidur-tidur ayamku. banyak orang yang menyembul masuk mencari tempat di hadapanku. Ku dekap tasku kuat-kuat, mojok ke pinggir dekat jendela.

"Kene... Kene..." mas-masnya lagi nyari tempat.

"6A, 6B, 6C, 5A, 5B, 5C... Masnya nomer brapa tiketnya?" pas nyebut 6A, langsung natak ke aku.

(keluarin tiket dengan yakin kalo tiketku 6A)
"Ini Mas... 6A!" jawabku mantap

"Iya bener 6A, tapi di gerbong satu, Mas. Bukan di sini. Di sini gerbongb 6," jawabnya lebih mantap.

JLEB!! "O iya, Mas..." abis itu langsung melarikan diri ke gerbong satu larena malu diliatin orang. Hahaha. Katrok bener saya ini.


Berjalan menyusuri 6 gerbong sampai ke gerbong 1 sungguh melelahkan dan bikin pusing (Karena keretanya goyang-goyang mulu). Finnaly, sampe juga di gerbong 1. Kucari kursiku. Dan duduk di samping orang yang sudah lebih dulu tidur dengan nyenyak dan bersandar di pinggir. Dua orang di hadapanku terlihat mengantuk. salah seorang diantaranya terlihat bermuka imut dan satunya lagi bermuka sangar seperti preman... dari pada membayangkan yang tidak-tidak, mending tidur sajalah...

Lalu bagaimana kalo sudah sampai di stasiun?? Terserahlah... apapun yang terjadi besok, aku berlindung pada-Mu Ya Allah... (juga pada Pak Satpam dan Pak Polisi yang baik hati, tidak sombong dan suka menolong) dari godaan preman-preman dan maling-maling yang jahat... Have a nice trip and dream.. :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun