Mohon tunggu...
Rimang Absal
Rimang Absal Mohon Tunggu... Lainnya - Daily Manager

Pemikiran sehari-hari

Selanjutnya

Tutup

Film

Man Called Otto: Menelaah Masa Senja si Kakek Penggerutu

17 Januari 2024   19:00 Diperbarui: 17 Januari 2024   19:02 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya merasa kita perlu mengamati dan mempelajari hidup Otto dengan sedikit lebih serius. Mengamati domino effect yang sebenarnya membelenggu dan menjadikan Otto sebagai sosok yang sangat tidak ramah. Semua bermula dari ketidakmampuan untuk menerima dan merelakan sesuatu yang telah tiada. Seringkali kenyataan pahit datang mengiring sebuah kehilangan, seperti sebuah satu kesatuan. Ketidakmampuan itu yang kemudian membuat Otto terpuruk dan semakin kehilangan semangat untuk melanjutkan hidup. Jika kita bisa menyadari bahwa kematian bukanlah hal yang buruk, yang biasa membuat kita merasa kasihan pada orang yang mati dan larut dalam penyesalan ini dan itu. Jika kita bisa menjaga semangat untuk tetap melanjutkan hidup maka kita akan cenderung tetap terbuka dengan kehidupan di luar kita. Penerimaan terhadap kehidupan di luar dan menghindarkan kita dari kesepian. Terhindar dari kesepian berarti juga menghindarkan kita dari pertumbuhan penderitaan-penderitaan yang bisa muncul dari dalam diri kita. 

Manusia memanglah makhluk sosial yang tidak bisa hidup soliter, akan selalu membutuhkan satu sama lain. Pun begitu tak ada salahnya kita mempersiapkan diri kita sendiri, mempersiapkan kemampuan kita sendiri dengan sebaik mungkin. Karena kita tak pernah tau jika kita menjadi Otto nanti, apakah kita memiliki waktu untuk memperbaiki keadaan? Apakah Marisol juga ditakdirkan untuk hadir dalam hidup kita? tentunya hanya sang sutradara yang tau hal itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun