Saya merasa kita perlu mengamati dan mempelajari hidup Otto dengan sedikit lebih serius. Mengamati domino effect yang sebenarnya membelenggu dan menjadikan Otto sebagai sosok yang sangat tidak ramah. Semua bermula dari ketidakmampuan untuk menerima dan merelakan sesuatu yang telah tiada. Seringkali kenyataan pahit datang mengiring sebuah kehilangan, seperti sebuah satu kesatuan. Ketidakmampuan itu yang kemudian membuat Otto terpuruk dan semakin kehilangan semangat untuk melanjutkan hidup. Jika kita bisa menyadari bahwa kematian bukanlah hal yang buruk, yang biasa membuat kita merasa kasihan pada orang yang mati dan larut dalam penyesalan ini dan itu. Jika kita bisa menjaga semangat untuk tetap melanjutkan hidup maka kita akan cenderung tetap terbuka dengan kehidupan di luar kita. Penerimaan terhadap kehidupan di luar dan menghindarkan kita dari kesepian. Terhindar dari kesepian berarti juga menghindarkan kita dari pertumbuhan penderitaan-penderitaan yang bisa muncul dari dalam diri kita.Â
Manusia memanglah makhluk sosial yang tidak bisa hidup soliter, akan selalu membutuhkan satu sama lain. Pun begitu tak ada salahnya kita mempersiapkan diri kita sendiri, mempersiapkan kemampuan kita sendiri dengan sebaik mungkin. Karena kita tak pernah tau jika kita menjadi Otto nanti, apakah kita memiliki waktu untuk memperbaiki keadaan? Apakah Marisol juga ditakdirkan untuk hadir dalam hidup kita? tentunya hanya sang sutradara yang tau hal itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H