Mohon tunggu...
S. R. Wijaya
S. R. Wijaya Mohon Tunggu... Editor - Halah

poetically challenged

Selanjutnya

Tutup

Humor

[Pulp Fiction] Jumbleng dan Valentine

7 Maret 2011   09:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:00 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12994875711038416963

Warna pink lumayan berarti bagi Mbah Jumbleng. Alam raya menyediakan semburat warna itu lewat sunset dan sunrise di hari cerah. Warna itu memancar dari jambu air muda, buah kegemarannya, yang di masa bocah pohonnya selalu ia panjati demi menangguk kesegaran buah crunchy tersebut. Pink memang punya makna tersendiri untuknya.

Suatu kali, seorang mahasiswi Universitas Gadjahmada meminta tolong pada Simbah agar dicarikan ide kado Valentine inovatif untuk pacarnya. Si mahasiswi cantik ini nyaris setengah gila karena bingung menentukan barang apa yang hendak dikadokan, sembari harus berkompromi dengan situasi kantungnya yang tipis.

Cowoknya punya minat segudang, dan aktivitas juga segudang. Dia suka olahraga selam dan arung jeram, selain main dakon (congklak). Suka membaca John Grisham (namun) sekaligus nonton telenovela Amerika Latin yang judul pilem-nya nama-nama indah belaka. Marimar, Kassandra, Sri Redjeki, Nojorono dan lain sebagainya.

Kontribusi terbesar yang memperparah kebimbangan sang gadis adalah: sang lelaki pujaan ini gemar betul mengutip-ngutip firman Tuhan seraya memelihara minatnya untuk datang hanya 2 kali saja dalam setahun ke gereja; yaitu sehari setelah Natal dan sehari setelah Paskah.

Sebabnya pada dua hari H tersebut si bocah ini justru ambruk molor seharian penuh karena kelelahan, setelah tadi malamnya dugem begadangan di diskotik Mendem Jaya milik Tuan Lucifer yang, entah sengaja entah tidak, memberikan promo ladies night, cash back serta diskon besar-besaran tepat di malam Natal dan Paskah. Nah, hadiah apa yang cocok, coba....

.

Alkisah, blangsak sekali pikiran sang gadis. Ribuan kali ia mencoba berimajinasi, meninjau kantong, hunting kado ke mal, melongok saldo lagi, bolak-balik, tetapi tetap tak ada solusi.

Ia ingin menghadiahkan piranti aktivitas outdoor, tapi ia tahu pacarnya sudah memiliki segalanya. DVD atau CD? Ah, kuno. Burning lagu-lagu terindah sepanjang sejarah ke kepingan CD kosong? Hm, ia tak ingin memberi kesan murah. Maaf saja. Sedangkan untuk meluluskan keinginan pacarnya yang mengidam-idamkan punya Alkitab bahasa Swahili, si gadis tak punya dana cukup untuk membelinya. Buntet. Ribet. Maka ia bertandang ke kos-kosan Simbah; mencari secercah ilham. Mereka memang bertetangga.

.

Simbah akrab dengan kawula muda. Semenjengkelkan apa pun gayanya, anak-anak kuliahan tetap menyukai Simbah. Simbah suka mendermakan cerutu dan kupon belanja. Mereka menganggap Simbah sebagai role model. Tokoh panutan. Namun dalam hal ini Simbah lebih tepatnya menjadi role model dalam pengertian antipolar. Tubuh Mbah Jumbleng itu seakan papan announcement berjalan yang bagi anak muda bunyinya kira-kira: Hei, kau pemuda, kalau kau kelak tua, jangan sampai jadi manusia serunyam ini.

Simbah terkapar tidur siang saat gadis itu datang. Sang gadis memanggil dan ketok-ketok pintu tanpa jawaban, lalu memutuskan masuk saja tanpa permisi setelah menunggu tanpa hasil selama 15 menit. Disapanya Simbah dari sisi ranjangnya. Mbah, bangun dong. Tangi-tangi, Mbah.

Simbah cuma ngah-ngoh saja. Namun sang gadis menganggapnya sebagai respon. Ia pun agak lega karena Simbah masih ada nafasnya. Maka segera saja si cantik ini mengutarakan gonjang-ganjing keluh-kesahnya, tanpa basa-basi dan tanpa memerhatikan apakah Simbah masih pulas atau sudah jaga.

Simbah, di ambang lelap dan sadar, mendengar sayup-sayup gadis itu mengucap kata valentine-valentine. Namun tak tahunya telinga tua Simbah malah menangkap kata-kata paling-penting atau plinthang-plintheng atau malah penthol-penthil.

.

Paling penting plinthang-plintheng penthol-penthil? Lord...what the hell was that....

.

Simbah tak kenal apa Valentine itu. Yang Simbah tahu hanya Van Halen. Jump!

Ketika loading nyawanya sempurna, ia sontak melenting dari tempat tidurnya. Ia terkejut dan malu kepergok sedang kucel, hanya berkostum sarung belel dan bersinglet tipis Tjap Angsa tak jelas warnanya, sementara si gadis begitu berbinar-binar ayunya, memakai tank top pink yang kelonggaran.

Sekejap Simbah sempat mengira ia telah tewas dalam tidurnya dan kini berada di kos-kosan Tuhan dengan bidadari KW-1 yang sengaja diutus untuk menemani. Ia kaget dan melompat tinggi sekali sampai kepalanya membentur langit-langit beton begitu kerasnya hingga langit-langit itu bopeng berserbuk sementara akuarium berkaca antiradiasi-nuklir 38 milimeter buatan Westinghouse milik penghuni kamar lantai atas langsung retak-retak akibat efek simultan gelombang kejut. Untung saja warga penghuni akuarium tersebut sedang diungsikan berhubung majikannya pulang kampung ke Nganjuk.

Kepala Simbah justru baik-baik saja, mulus dan sentausa, tak berbenjut-benjut.

.

Kowe beli hamster putih saja sana. Lalu beli L'oreal pink yang buat ngecat rambut itu. Nanti aku bantu mewarnai bulu hamsternya, pakai sikat gigi bayi. Jangan lupa kowe beli kandang putih sama Pylox pink juga. Pokoke kowe kasih dia hamster pink dalam kandang pink. Oke?

.

Sang Juliet amat puas atas advis tersebut.

Lalu Juliet menyatroni pasar hewan Ngasem sekalian mampir ke toko bahan-bahan bangunan di Jalan Imogiri. Ia antusias sekali atas masukan Simbah. Dua hari kemudian, pada tanggal 14, ia semakin bahagia karena Romeo ternyata menerima kado plinthengan dari tangannya dengan mata berkaca-kaca, begitu syahdu dan terkesan, hingga terucap janji dari bibirnya: Dik, bila kanda mati, kau juga mati lho ya.

.

Begitulah romantisisme pink yang terlanjur merebut tempat dalam alam bawah sadar Mbah Jumbleng. Kadang ia menggathuk-gathukke, menyambung-nyambungkan animonya terhadap warna lenjeh itu dengan kecintaannya pada tanah air. Bendera negaranya merah-putih. Cat merah dioplos cat putih komposisi 1:1, hasilnya persis: merah muda. Ia amat mencintai negerinya. Maka kesukaannya pada warna pink semakin menemukan pijakan ideologis.

Namun peristiwa hamster pink ini ternyata menjadi blunder terbesar dalam hidupnya beberapa saat kemudian. Ketika mendapatkan kembali kewarasannya, Simbah akhirnya menyesal telah membiarkan seekor tikus tak berdosa terpapar pewarna bikinan pabrik yang bermarkas di satu negara makmur yang pernah melakukan ujicoba bom hidrogen, hanya demi merayakan sebuah hari hasil konspirasi antara para republikan ultraliberalis Utara dengan juragan coklat, pabrik kartu Harvest; dan Toys "R" Us.

Selebrasi mbelgedhes. Kalau para santo Valentinus masih hidup hari ini, niscaya mereka sedang memberi makan orang lapar di Haiti dan Somalia, bahkan ikut demo di Libya, pikirnya. Makanya sejak itu Simbah Jumbleng berjanji tak akan pernah tidur siang lagi. Dia pun puasa Senin-Kamis guna menebus rasa berdosanya.

.

.

Baciro, AD MMVII (kecuali paragraf terakhir)

***

.

.

Catatan: Pulp Fiction (fiksi pulp) adalah...karya murahan yang tak bermutu. Itu saja. . -ilustrasi berasal dari sini-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun