”Dan kau, Kernet, pinggirkan truk kau ke belakang motorku itu,” hardik sang pengancam yang telah menudingkan senjata genggamnya ke sasaran baru. ”Lekas!”
*
Tapi kopling yang terlalu segera dilepaskan membuat mesin truk itu terbatuk dan mati. Si sopir di atas bak terjungkal menghujam bagian atas deretan kotak. Beberapa buah kontainer bambu itu pecah; membebaskan sebagian warganya yang langsung beterbangan ke udara.
*
”Hei! Kali ini kalau mati lagi mesinmu, aku janji kau ikut pula.”
*
Si kernet selamat dari horor. Dia sudah berdoa sedalam-dalamnya meminta penundaan maut. Roda-roda truknya kini berhasil keluar dari tepian aspal.
*
”Sekarang angkat bak kau itu!”
*
Kernet menekan kenop. Terdengar dengung, lalu tungkai hidrolik perlahan menjungkirkan bak itu ke belakang. Ayam-ayam tolah-toleh gelisah. Mereka sudah cukup kelu, kelaparan dan berdesakan setelah diangkut semalaman tanpa makanan dan air. Penjara cuma menyediakan rontokan bulu, dingin, debu, dan bulir-bulir kotoran. Kini lantai bak yang makin miring membuat mereka semua merosot ke satu sisi kandang masing-masing. Suara protes mulai riuh.