Mohon tunggu...
Syahrial Hidayat
Syahrial Hidayat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Guru, praktisi public relations Tinggal di Cibubur, Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Satu Juta Orang Indonesia Bisa Berhaji

10 September 2022   22:07 Diperbarui: 10 September 2022   22:25 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di tahun 2030 ini, dengan biaya kurang dari seratus juta, kira-kira "hanya" 60-70 juta rupiah, semakin banyak orang Indonesia bisa berhaji. Biaya ini hanya seperlima dari haji plus. Yang beda cuma fasilitas hotel. Dari hotel ke area ka'bah pun gampang. Karena kini sudah tersedia bus umum yang bersih dan nyaman, yang beroperasi 24 jam, dan free alias gratis selama musim haji. Bus tersebut dioperasikan oleh MMRT atau Makkah Mass Rail Transit.

Dengan adanya bus umum tersebut, pemerintah Indonesia tidak perlu lagi repot-repot atau mengeluarkan banyak dana untuk pengadaan bus sholawat. 

Selain urusan bus, pemerintah Saudi juga sudah mengatur masalah akomodasi atau penginapan jamaah haji. Pemerintah Indonesia tidak perlu lagi repot-repot bernegosiasi dengan pemilik penginapan. Semua aman terkendali lewat satu pintu. Bebas dari celah kolusi dan korupsi yang banyak merugikan keuangan negara.

* Demikianlah kira-kira gambaran haji pada tahun 2030. Sesuai visi 2030 yang telah dicanangkan oleh pangeran Muhammad bin Salman atau populer dengan sebutan MbS. Terlepas dari pro kontra terhadap sang pangeran, banyak hal positif yang bisa kita saksikan di Saudi Arabia, terutama terkait penyediaan sarana dan prasarana ibadah umroh dan haji.

Tahun 2022 ini busway ala Makkah tersebut mulai diujicobakan saat musim haji. Alhamdulillah saya berkesempatan mencoba bus tersebut. Sistem atau sarana dan prasarana Makkah Bus ini boleh dikatakan sedikit berbeda dengan konsep busway yang ada di Jakarta. 

Penampakan haltenya mungkin lebih mirip halte bus Damri Jakarta tempo dulu, tapi agak lebih modern karena telah dilengkapi papan informasi jadwal dan rute bus secara realtime. Sepintas sistem bus di Makkah ini lebih mirip di Eropa, seperti yang banyak terlihat di kota-kota di Swiss atau Jerman.

Bagi penduduk Makkah maupun pengunjung kota tersebut terobosan ini tentulah sangat menyenangkan. Nanti kalau mereka mau bepergian dari ujung ke ujung wilayah Makkah atau sekedar pelesiran keliling kota, akan sangat mudah dan hemat. Kalaupun nanti berbayar tetap saja itu irit, dibandingkan saat ini yang kalau kemana-mana harus pakai taksi yang lumayan mahal. 

Apalagi kalau dikurs ke rupiah. Jarak dekat saja yang kurang dari 5 km taksi "omprengan" minta 10 real. Agak jauh dikit seperti dari Masjid Haram ke kampus Ummul Qura atau Haram ke Jabal Nur, ke miqat di Taneem dan Ji'ranah mintanya 20-30 real. Kalau pakai taksi argo tarifnya bisa lebih mahal lagi. Belum lagi kalau supirnya jahil, diajak muter-muter dulu supaya argonya nambah. Orang yang belum faham kota Makkah ya apa boleh buat, siap-siap aja merogoh kocek lebih dalam.

Setelah mencoba sejumlah rute bus gratis ini saya jadi punya lebih banyak gambaran tentang Makkah. Ternyata kota ini lumayan luas. Dibalik gunung atau jabal-jabal yang berserakan di Makkah, yang terletak di ujung rute-rute bus tersebut, ternyata ada semacam kawasan mandiri seperti halnya kota penyangga Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (bodetabek) di sekitar Jakarta, namun dengan skala yang lebih kecil tentunya. Info yang saya peroleh, banyak penghuni di kawasan-kawasan mandiri tersebut merupakan warga gusuran atau yang pindah dari pemukiman yang dulu banyak di sekitar Masjidil Haram.

Sebelum di Makkah, saya sempat tinggal +- 1,5 bulan di Jeddah. Dibandingkan dengan Jeddah mungkin Makkah tampak kalah modern, kalah luas. Tapi bagi saya pribadi "Makkah is much much better than Jeddah," diluar faktor adanya tempat suci Ka'bah di kota tersebut.

Saya suka tanah Makkah dengan jabal-jabalnya yang unik. Saya suka udara Makkah yang memberikan energi tersendiri. Saya cinta orang-orang Makkah dengan segala atributnya. Yang kurang mungkin...uang yang saya bawa tidak memungkinkan saya untuk menginap barang semalam dua malam di hotel yang ada di zamzam tower...hehehe. becanda. Maklum backpacker.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun