Mohon tunggu...
Shohibul Anshor Siregar
Shohibul Anshor Siregar Mohon Tunggu... -

Koordinator Umum 'nBASIS (Pengembangan Basis Sosial Inisiatif & Swadaya), tinggal di Medan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok

30 Mei 2014   18:30 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:56 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menanti hasil pilpres 9 Juli 2014. Sebagai manusia biasa, semua orang tentu ingin mendapatkan peningkatan dalam banyak hal, termasuk jabatan.Bagaimana dengan Ahok? Saya sebetulnya lebih suka ahok ketimbang Jokowi dan sudah pernah menulis tentang hal itu.

Dalam pemilukada Sumut 2013 yang lalu, seorang Bupati dan wakilnya sama-sama maju menjadi calon gubernur dan wakil gubernur untuk pasangan yang berbeda. Tetapi keduanya sama-sama menduduki posisi calon wakil. Mereka berdua boleh dikatakan harmonis dalam menjalankan tugas. paling tidak terbukti dengan usia pasangan mereka yang melewati satu periode dan kemudian terpilih kembali untuk periode berikut (yang sedang berjalan).

Hasil pilkada menunjukkan bahwa yang menang adalah pasangan yang menempatkan Bupati menjadi wakil gubernur, dan sudah dilantik. Mereka berdua sangatlah beruntung, mendapat promosi. Bupatinya menjadi Wakil Gubernur dan otomatis Wakil Bupatinya dilantik menjadi Bupati, melanjutkan sisa masa jabatan.

Bagaimana dengan Wakil Gubernur Ahok? Sangat tak mungkin untuk mengatakan bahwa Ahok tidak gembira ditingal oleh Jokowi menjadi Presiden. Ia pastilah senang sekali mereka berdua mendapat promosi jabatan. tetapi bagaimana jika tidak ada optimisme untuk kemenangan Jokowi-JK?

Meskipun dikabarkan Ahok tidak bersedia direkrut menjadi juru kampanye pasangan capres dari partai yang mendukungnya dalam pilgub DKI (Partai Gerindra), tentu alasannya tidak harus diterjemahkan ia lebih suka Prabowo Subianto kalah. Masalahnya Jokowi sudah minta cuti, dan setiap Kepala Daerah yang diikutkan kampanye wajib cuti, tentu susah juga membayangkan Gubernur dan Wakilnya sama-sama cuti untuk perhelatan politik (pilpres) untuk kepentingan yang berbeda.

Jika Jokowi tak menang pilpres, sukakah Ahok kasus yang menimpa DKI soal pengadaan bus buatan Cina itu menjerat Jokowi? Pertanyaan ini memang nakal.

Ahok sendiri sudah menyatakan kesediaannya dipanggil Kejaksaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun