Mohon tunggu...
S Widjaja
S Widjaja Mohon Tunggu... lainnya -

Sharing ideas through writing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Horor dan Misteri] Hantu Ruang Kosong

30 September 2016   19:59 Diperbarui: 30 September 2016   20:06 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mau ikutaneventhoror? Ya, harusnya tulisannya berdasarkan pengalaman yang ‘nyata’ yang bisa bikin para pembaca terkesima dan benar-benar merasakan ketakutan yang sesungguhnya itu seperti apa.

Xander Avatar – nama samaran, seorang anggota Fiksiana Community, ingin menunjukkan bahwa apa yang disajikannya kali ini berdasarkan pengalaman yang sesungguhnya. Pengalamannya sendiri.

Untuk event kali ini, Xander mengunjungi salah satu lokasi yang termasuk angker. Konon tempat di mana seorang pria muda terbunuh dan sampai sekarang tidak diketahui siapa pembunuhnya. Tempat kejadian perkara itu dianggap sebagai tempat yang paling angker karena si korban yang mati penasaran itu kerap bergentayangan dan beberapa kali memperlihatkan sosoknya. Warga sekitar tidak ada yang berani mendekati tempat itu walau hanya sekadar melewatinya. Mereka lebih memilih jalan lain walaupun harus memutar lebih jauh.

“Pret!” Xander tertawa memikirkan hal konyol seperti itu. Hari gini masih mutar-mutar nyari jalan? Kalo emang perlu dilewatin, ya, dilewatin aja.

Begitulah, Xander mengunjungi tempat angker itu tepat hari Kamis menjelang tengah malam.

Ini tempatnya. Xander memerhatikan pintu di hadapannya. Walaupun terlihat kusam, bangunan itu tergolong masih baru. Hanya karena ada peristiwa pembunuhan, bangunan ini ditinggalkan begitu saja. Sayang amat! Padahal enggak jelek-jelek amat. BIsa disewakan untuk perkantoran.

Srek!

Sepatunya menginjak sesuatu. Diperhatikannya benda yang terinjak sepatunya itu. Name tag atau ID Card seseorang. Xander memungut ID Card tersebut. Diperhatikannya tanda pengenal itu. Kusam dan penuh bercak berwarna coklat.

Darah? Xander mengangkat bahunya. Bisa jadi cuma ternoda tanah saja.

“Perilius Satyamanggala,” ia membaca nama yang tertera di ID Card itu.

Sepertinya nama yang asing baginya. Ia telah mempelajari segala sesuatunya tentang tempat ini, termasuk si korban pembunuhan yang konon sekarang menjadi arwah gentayangan. Korban itu bernama Makardo Wanantama. Siapa Perilius Satyamanggala ini? Apa dia juga seperti aku, seseorang yang ingin mencari tahu tentang apa dan bagaimana tempat ini …

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun