Mamaku!
“Iya, Ma!” sahutku. “Maaf, Oyabun, aku tinggal sebentar ya, Mama memanggilku.”
Belum sempat aku beranjak dari tempat itu, Mama sudah muncul.
“Eeeeh! Kucing!” jeritan Mama yang terkejut melihat Oyabun. “Hus! Hus! Sana pergi!”
Tanpa menunggu diusir kedua kalinya, Oyabun segera melesat meninggalkan tempat duduknya semula. Dalam hitungan detik dia sudah menghilang dari pandanganku dan Mama.
Mama sekarang melotot melihatku dengan kesal.
Aku cuma tersenyum saja.
“Ini ikan goreng sisa kemarin kok Ma. Sudah tidak ada yang makan lagi,” sahutku.
Mama melihat ke luar rumah.
“Itu kucing yang sering main kemari kan?” tanyanya. “Mama baru perhatikan tampangnya, jelek amat ya.”
“Iya, Ma. Namanya Oyabun,” jawabku.