Pogung, Si Labirin Jogja yang membuat bingung dan teori belok kanannya. Bagi mahasiswa UGM, UNY, dan sekitar mungkin sudah sering pusing mencari jalan pulang jika sudah memasuki labirin Pogung ini, apalagi jika baru pertama kali menjajaki daerah Pogung.
Walaupun Pogung tercipta sebagai sebuah labirin, pada bulan Ramadan seperti saat ini tidak menyulitkan warga sekitar untuk mencari takjil. Sepanjang jalan daerah Pogung ini, terdapat banyak warga sekitar yang berjualan takjil di sore hari.
Namun, ada satu hal yang membuat Pogung menjadi istimewa di setiap sudutnya, apalagi di bulan Ramadan seperti saat ini. Satu sudut yang menjadi pusat perhatian mahasiswa maupun masyarakat sekitar. Satu sudut yang mampu menarik rasa suka cita dan tidak sabar menyambut bulan Ramadan tiba.
Masjid Pogung Dalangan, terletak di Dusun Pogung Kidul, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Masjid Pogung Dalangan adalah salah satu dari sekian masjid di daerah Pogung yang ramai didatangi oleh para mahasiswa, baik pada bulan Ramadan atau bahkan di luar bulan Ramadan sekalipun.
Masjid Pogung Dalangan penuh dengan antusias para jama'ah dari hari pertama bulan Ramadan hingga hari ini yang telah memasuki hari ke-16 Ramadan. Antusias pula semangat mahasiswa dan masyarakat sekitar yang menjadi jama'ah Masjid Pogung Dalangan tidaklah surut.
Masjid Pogung Dalangan memiliki beberapa agenda yang turut memeriahkan bulan Ramadan agar tetap produktif dan penuh berkah, di antaranya ialah kultum subuh, kajian sebelum berbuka, buka puasa bersama, shalat tarawih, bahkan di samping gedung Masjid Pogung Dalangan terdapat pasar Ramadan yang penuh dengan jajanan.
Potret semaraknya bulan Ramadan di Masjid Pogung Dalangan sudah nampak jelas sejak malam pertama bulan Ramadan yang jatuh pada hari Rabu, 22 Maret 2023 kemarin. Sejak sore hari, Masjid Pogung Dalangan sudah kedatangan jama'ahnya yang turut menunggu waktu maghrib bersama. Hingga waktu maghrib, Masjid Pogung Dalangan sudah cukup ramai dengan antusias para jama'ah yang kerap datang terus menerus.
Pemandangan serempak membaca Al-Qur'an menjadi pemandangan terindah pada malam pertama di bulan Ramadan kemarin. Setelah shalat maghrib berjama'ah dan dilanjutkan dengan shalat rawatib ba'diyah maghrib oleh masing-masing jama'ah, orang-orang yang telah tiba tadi lebih dulu telah menyibukkan diri dengan membaca Al-Qur'an.
Pemandangan indah itu seakan menjadi tanda, bahwa masyarakat sekitar sudah sangat antusias menyambut malam pertama bulannya Al-Qur'an yang penuh kemuliaan ini, bulan Ramadan.
Seketika setelah waktu maghrib, suasana masjid penuh dengan gema bacaan Al-Qur'an yang sangat merdu dan menenangkan hati siapa pun yang mendengarnya. Hal tersebut dibenarkan oleh salah satu jama'ah di Masjid Pogung Dalangan yang turut membagikan rasa bahagianya, "di sini rasanya menambah semangat untuk terus beribadah, karena lingkungan dan orang-orang sekitar juga disibukkan dengan ibadah, seperti membaca Al-Qur'an. Jadi, sangat memacu untuk terus semangat dan jangan goyah."
Betapa mulianya bulan Ramadan ini datang, disambut penuh hangat dengan lantunan bacaan Al-Qur'an yang menggema satu masjid. Tidak hanya sesaat, gema tersebut terus berlanjut hingga adzan isya' berkumandang. Sejak mendekati waktu isya', masyarakat sekitar yang datang semakin penuh lagi untuk turut meramaikan Masjid Pogung Dalangan.
Setelah berkumandangnya adzan isya', setelah masjid telah penuh dengan jama'ahnya, bahkan sampai di luar masjid, maka didirikanlah shalat isya' berjama'ah yang diimami oleh Ustadz Abdurrahman. Tidak lupa juga dengan kultum tarawih perdana yang disampaikan oleh bapak Sigit Munjani yang memperkenalkan Masjid Pogung Dalangan kepada jama'ah sekalian.
Shalat tarawih perdana di Masjid Pogung Dalangan sangat syahdu, diimami pula oleh Ustadz Abdurrahman. Setelah shalat tarawih selesai sekitar pukul setengah sembilan malam, beberapa jama'ah ada yang masih memilih untuk tinggal sejenak melanjutkan membaca Al-Qur'an mereka hingga pukul setengah sepuluh.
Selanjutnya, pada semarak buka puasa bersama perdana gratis yang diadakan oleh Masjid Pogung Dalangan, antusias mahasiswa sangat nampak dari penuhnya shaf-shaf oleh para muda-mudi, juga tentunya masyarakat sekitar. Sebelum buka puasa bersama, Masjid Pogung Dalangan memiliki agenda kajian sore yang bertemakan Sebab-sebab Kita Masuk ke dalam Surga yang pada hari pertama diisi oleh Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A. hafizhahullah.
Buka puasa bersama di Masjid Pogung Dalangan sungguh ramai, para jama'ah diberikan takjil berupa nasi bungkus, air mineral, kurma, buah segar, dan kue-kue. Bahkan, tak jarang jama'ah juga membawa bekal takjil masing-masing dan saling berbagi ke sesama.
Kajian sore selesai sekitar sepuluh menit sebelum adzan maghrib, memberikan jeda waktu untuk para jama'ah memperbanyak doa sebab waktu tersebut adalah waktu yang mustajab untuk berdoa. Setelah adzan maghrib, para jama'ah berbuka puasa bersama dengan jeda sekitar dua puluh menit hingga iqomah shalat maghrib. Lalu, dilanjutkan seperti rutinitas biasa.
Semarak Ramadan juga terasa di luar Masjid Pogung Dalangan, tepatnya di samping gedung masjid. Sepanjang jalan di samping masjid, penuh dengan orang-orang berjualan takjil, mulai dari es dawet, pecel sayur, ceker mercon, burger, kue-kue basah, bahkan tak ketinggalan pentol woyo-woyo yang legendaris. Sebelum memasuki masjid, biasanya beberapa jama'ah juga sering mampir jajan di Pasar Ramadan Masjid Pogung Dalangan ini.
Masjid Pogung Dalangan tetap terus memberikan kenyamanan terbaik bagi para jama'ahnya hingga hari ini. Tidak hanya berhenti pada agenda-agenda bulan Ramadan pada umumnya, pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan, Masjid Pogung Dalangan juga membuka i'tikaf mandiri.
I'tikaf mandiri ini sudah menjadi salah satu agenda yang ditunggu-tunggu oleh para jama'ah. Dengan beri'tikaf di masjid, dorongan untuk beribadah akan semakin ketat, seperti penuturan salah satu jama'ah Masjid Pogung Dalangan yang sebelumnya pernah mengikuti i'tikaf mandiri di masjid ini, "kalau suasana i'tikaf itu, rasanya berkali-kali lipat syahdu dan khusyu'nya. Gema suara orang-orang baca Al-Qur'an gak berhenti dari pagi sampai ketemu pagi, saling saut-sautan. Pokoknya suasana i'tikaf di sini tuh emang terbaik, semakin mendorong kita untuk gencar lagi ibadahnya. Makanya nanti Ramadan ini insyaallah mau i'tikaf di sini lagi," kata Dewi.
Sepuluh malam terakhir bulan Ramadan adalah waktunya kita semakin mesra dengan bulan ini, dengan semakin mendekatkan diri dan beribadah kepada Allah. Tidak heran jika para jama'ah menjadi sangat antusias untuk beri'tikaf di Masjid Pogung Dalangan lagi tahun ini.
Menurut penuturan para jama'ah, banyak dari mereka yang merindukan suasana shalat tahajjud berjama'ah yang syahdu dan khusyu'. Itulah mengapa para jama'ah merasa nyaman untuk terus menjadikan Masjid Pogung Dalangan sebagai tempat untuk beri'tikaf di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.
Sepanjang bulan Ramadan hingga hari ini, Pogung menjadi wangi tersendiri bagi para perantau yang menetap di sekitarnya, terkhusus untuk Masjid Pogung Dalangan. MPD, begitu nama bekennya, akan menjadi cerita tersendiri bagi para mahasiswa yang menghabiskan waktu untuk beribadah di masjid ini. Pogung dan MPD, telah memiliki harum wanginya sendiri selama Ramadan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H