Joko Anwar bilang, kalau profesi sutradara itu unik, termasuk profesi seniman lainnya, ya sastrawan, pelukis, penari, dan seterusnya. Tidak seperti dokter misalnya yang harus menempuh disiplin ilmu, melewati kuliah profesional, hingga punya gelar resmi. Jadi siapapun bisa menasbihkan diri sebagai seorang "seniman", sebagai seorang sutradara, tak ada pembatasan ketat seperti profesi dokter.
Pertanyaannya, Livi bercita-cita jadi sutradara yang seperti apa? Jawaban yang saya harapkan tentu saja bukan sekadar "sutradara yang mempromosikan budaya Indonesia".
Saya ingin menutup tulisan ini dengan mengutip quote mbak Livi yang diucapkannya berulang-ulang di berbagai kesempatan.
"Follow your dream, it's okay to fail, it's okay to get rejected, because you only need one YES to be successful."
Quote itu, entah kenapa mengingatkan saya terhadap sosok Merry Riana dan Mario Teguh. Hmm..
September, 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H