Mohon tunggu...
Rizka Khaerunnisa
Rizka Khaerunnisa Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Mengumpulkan ingatan dan pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Livi Zheng dan Adagium "Biarkan Karya yang Bicara"

5 September 2019   11:03 Diperbarui: 6 September 2019   13:47 1512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Joko Anwar bilang, kalau profesi sutradara itu unik, termasuk profesi seniman lainnya, ya sastrawan, pelukis, penari, dan seterusnya. Tidak seperti dokter misalnya yang harus menempuh disiplin ilmu, melewati kuliah profesional, hingga punya gelar resmi. Jadi siapapun bisa menasbihkan diri sebagai seorang "seniman", sebagai seorang sutradara, tak ada pembatasan ketat seperti profesi dokter.

Pertanyaannya, Livi bercita-cita jadi sutradara yang seperti apa? Jawaban yang saya harapkan tentu saja bukan sekadar "sutradara yang mempromosikan budaya Indonesia".

Saya ingin menutup tulisan ini dengan mengutip quote mbak Livi yang diucapkannya berulang-ulang di berbagai kesempatan.

"Follow your dream, it's okay to fail, it's okay to get rejected, because you only need one YES to be successful."

Quote itu, entah kenapa mengingatkan saya terhadap sosok Merry Riana dan Mario Teguh. Hmm..

September, 2019.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun