Mohon tunggu...
Rizka Khaerunnisa
Rizka Khaerunnisa Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Mengumpulkan ingatan dan pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Sebuah Narasi Melawan Alienasi pada Kaum Urban dalam Film "Little Forest" dan "Only Yesterday"

21 Maret 2019   22:50 Diperbarui: 22 Maret 2019   19:12 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film "Little Forest", kiri: "Summer/Autumn" (2014), kanan: "Winter/Spring" (2015) | imdb.com

Toshio adalah representasi manusia kota yang melakukan perlawanan dari kebebalan hidup manusia urban. Tampaknya ia gerah dan gelisah dengan carut-marut mengadu nasib di kota----ini juga yang terjadi pada tokoh laki-laki dalam Little Forest, Yuta dan/atau Jae-ha, meskipun gambaran kegelisahan tokohnya tidak segamblang di dalam Only Yesterday. 

Mereka, para tokoh laki-laki ini, telah menanggalkan dan melucuti mimpi-mimpi----yang sering dianggap----"kemapanan hidup" di kota. Bagi mereka, keputusan menjadi petani di desa berarti menjemput kebahagiaan hidup yang hakiki.

Saya melihat sesuatu yang universal pada kedua film: manusia tidak akan sanggup melepas keterikatan sepenuhnya dengan alam. Tatanan hidup di kota telah merenggut konektivitas antara manusia dan alam----di kota alam telah diletakkan dan diperlakukan sebagai "objek", bukan sebagai "subjek" yang selayaknya berdampingan dengan manusia. Akibatnya, penyakit alienasi (kesendirian dan kesepian) pada manusia urban sudah jadi konsekuensinya.

Ah, tampaknya saya perlu sedikit meluruskan, bahwa titik permasalahannya bukan pada "kota" itu sendiri, melainkan pandangan hidup yang berorientasi pada modernisme yang kebablasan, yang meletakkan manusia sebagai pusat dari segalanya.

Mengenai bentangan jarak dan perbedaan pandangan antara orang kota----sebagai buah dari modernitas----dan orang desa ini disinggung Toshio ketika mereka, Toshio dan Taeko, berhenti di sebuah jalan dan daerah tanpa nama, dan Taeko menyebut tempat singgah mereka itu dengan "antah-berantah". Toshio menyanggah anggapan Taeko. Toshio ingin menunjukkan bahwa setiap tempat memiliki sejarah yang panjang meskipun tempat itu hanya hutan belantara.

Toshio: "Orang kota memandang pepohonan dan sungai-sungai dengan mengucapkan "terima kasih" untuk alam. Tapi apa yang kau lihat sekarang, sesungguhnya dibuat oleh manusia, para petani. Setiap jengkal tanah ada sejarahnya, tidak hanya sekadar ladang dan sawah. Kakeknya-kakek buyut dari seseorang yang menanamnya, atau membersihkannya, mengumpulkan kayu bakar atau memetik jamur di sana. Manusia bertarung dengan alam dan menerima sesuatu darinya. Mereka berkembang bersama, dan menciptakan pemandangan ini."

Taeko: "Jadi tanpa manusia, ini semua tidak akan ada?"

Toshio: "Para petani tidak akan ada tanpa alam. Jadi mereka selalu merawat alam dengan baik dan membantu alam sebagai timbal baliknya. Sebuah kerjasama antara manusia dan alam. Itulah inti dari kehidupan di desa."

Taeko: "Itulah mengapa aku merasa seperti di rumah sendiri. Aku tidak tumbuh besar di sini, tapi entah bagaimana aku merasa jiwaku berada di rumah bila berada di sini."

Pengakuan yang menarik dari Taeko, ia merasa dirinya selalu pulang ke rumah meskipun dirinya tidak berasal dari desa itu. Pengalaman Taeko ini, sebagai anak kandung modernitas, merepresentasikan betapa manusia akan selalu rindu untuk pulang ke rumah yang sesungguhnya, pulang ke pangkuan alam.

Di sela-sela paragraf di atas, saya menyinggung pada dugaan sistem pertanian organik yang dilakukan para tokoh dalam Little Forest. Nah, dalam Only Yesterday, tokoh Toshio menyebut dengan jelas bahwa sistem pertanian yang dikembangkannya adalah pertanian organik. Toshio mengakui banyak kesukaran yang ditemuinya, sebab pertanian di masa sekarang sudah lazim menggunakan pupuk kimia. Ucapan Toshio menarik sekali, seperti ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun