Pandangannya sedikit buram tertutup oleh derasnya hujan. Dipicingkan matanya  mengarah pada tikungan dibawah flyover KH.Masmansyur. Pandangannya menangkap sesosok pengendara motor . Lelaki itu mengenakan jas hujan biru dongker  dan helm KYT merah. Dalam sekejap, yamaha vixion merah berhenti tepat dihadapannya .Â
"Kenapa nggak nunggu dirumah aja sih?! " Suara yang tak asing itu terlontar setelah kaca helm dibuka.Â
"Kamu lupa ya? Jam segini mama belum beragkat kerja" Suara perempuan itu meninggi satu oktaf. Berusaha agar tidak kalah dengan suara hujan yang mengguyur pagi itu.
 Raut wajah lelaki itu berubah seketika.  Seperti ada yang ingin diungkapkan, namun tertahan. Kepalanya agak tertunduk. Matanya berbinar penuh tanya. Kepalan tangannya semakin kuat mencengkram stang motor. Perlahan bola mata merekai beradu tatap. Diam sesaat. Tubuh mereka mematung diantara peluru air hujan yang terus menerjang kepala mereka yang terbalut jas hujan, namun hati mereka bercerita satu sama lain, tanpa sepatah katapun terlontar.
 Tiba-tiba suara kilat kembali menyambar jantung sekaligus memecah keheningan diantara mereka. Saat itu, bukanlah saat yang tepat untuk membicarakan ketidakseharusan yang dimaklumi selama dua tahun terakhir ataupun beradu tanya-jawab tanpa ujung seperti hari-hari kemarin. Sayangnya tak satupun dari mereka yang peka akan  tanda-tanda semesta. Hari itu bukan hanya mentari yang enggan untuk bersinar, tapi takdirpun enggan untuk berbaik hati pada mereka.
Gimana? Sudah ingat kembali denga pengertian dan perbedaan deskripsi spasial dan impresionis?
Semoga bermanfaat! :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H