Drama Negara ini sudah sampai di titik nadir. Sepertinya, pemerintah kita sudah tidak pernah lagi peduli tentang bagaimana teriakan mereka yang upahnya hampir mencekik. BBM dibahas kenaikannya seperti mereka akan membahas pesta pernikahan anak-anak mereka, seakan-akan BBM itu tidak punya pengaruh apa-apa terhadap naiknya harga.
Saya heran, apakah semua yang duduk diatas itu mengerti tentang hati nurani? Apakah mereka semua manusia? Seharusnya mereka tahu bahwa Indonesia merdeka untuk menjaga harkat dan martabat rakyatanya, bukan malah dimangsa oleh pejabatnya sendiri.
Ini mungkin hanya sekedar kalimat “basi” dari rakyat kecil. Dalam pandangan mereka yang memegang sebuah jabatan, selama “teriakan” itu tidak membahayakan posisi mereka maka mereka sama sekali tidak memperdulikan hal tersebut. Mereka seperti Jasad yang tidak punya hati nurani. Mereka seakan tidak memiliki jiwa dan beraktivitas seperti zombie yang tidak punya cinta kepada rakyatnya.
Apakah ini persoalan sistemik? Mungkin ini merupakan pertanyaan yang paling bodoh yang pernah dilontarkan. System itu hasil karya manusia, sadar atau tidak system itu dibuat dan dijalankan oleh manusia. Berdalih bahwa ini adalah hukum alam yang mengharuskan kita untuk survival of the fittest. Ini statement yang menyembunyikan kewajiban pemerintah untuk bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat. Persoalan ini adalah persoalan individu. Moralitas mereka hilang karena uang. Nurani mereka ber-ulat karena kekuasaan. Mereka itu telah merubah diri mereka menajdi zombie yang siap memangsa rakyatnya kapan saja.
Logikanya, mereka yang duduk pada kekuasaan punya kekuatan untuk menciptakan system yang baik, lalu kenapa hal ini tidak pernah terwujud? Karena pencipta system itu sendiri tidak ingin menciptakan system yang membahagiakan rakyatnya. Yang ada mereka menciptakan system untuk membesarkan perut-perut mereka sendiri.
Ingat kasus meninggalnya pejabat pemerintah Jawa Timur di tempat Spa? Apakah fakta ini tidak cukup membuktikan bahwa pejabat kita hari ini butuh pendidikan moralitas dan nurani? Agar hidup mereka tidak harus berakhir dalam sebuah predikat asusila? Apakah ini bukan fakta bahwa tingkah laku para pejabat kita tidak lebih dari lelaki hidung belang yang senang berzina dan melacurkan diri?
Ingat bagaimana kasus para anggota DPR mulai dari perzinahan sampai nonton film porno dengan alasan menunggu waktu sholat jum’at? Bagaimana mereka seenaknya menganggap bahwa hal itu adalah wajar dan biasa-biasa saja? Apakah ini bukan fakta bahwa mereka perlu pendidikan Moralitas dan Nurani?
Moralitas dan Nurani mereka yang bermasalah. Bukan teriakan rakyat yang berteriak ketika mereka semua tercekik dengan tingginya harga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H