Masa remaja merupakan masa yang sangat menentukan karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada psikis dan fisiknya. Terjadinya perubahan kejiwaan menimbulkan kebingungan dikalangan remaja, mereka mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga menyimpang dari aturan dan norma-norma sosial yang berlaku dikalangan masyrakat. Dalam proses perkembangan kematangan psikologis dan biologis, remaja kerap menghadapi ketegangan, kebingungan, dan kekhawatiran. Remaja menjadi gemar coba-coba dalam emosi labil sehingga mudah terpengaruh.
Perkembangan remaja mencakup perubahan fisik, emosional, kognitif dan sosial yang signifikan antara usia 10-19 tahun. Berikut tahapan dan karakteristiknya:
Tahapan Perkembangan Remaja
1. Awal Remaja (10-13 tahun): Perubahan fisik awal, peningkatan kemandirian dan eksplorasi identitas.
2. Remaja Awal (14-16 tahun): Perubahan fisik yang cepat, perkembangan emosional dan sosial.
3. Remaja Akhir (17-19 tahun): Konsolidasi identitas, pengembangan keterampilan hidup dan persiapan untuk dewasa.
Karakteristik Perkembangan Remaja
1. Fisik: Perubahan hormonal, pertumbuhan tinggi badan, berat badan dan perkembangan seksual.
2. Emosional: Perubahan mood, peningkatan kesadaran diri dan pengembangan empati.
3. Kognitif: Perkembangan pemikiran logis, peningkatan kemampuan analitis dan pengambilan keputusan.
4. Sosial: Pembentukan identitas sosial, pengembangan hubungan dengan teman dan keluarga.
5. Psikologis: Pengembangan kesadaran diri, peningkatan kepercayaan diri dan pengelolaan stres.
Tantangan Perkembangan Remaja
1. Tekanan sosial: Persaingan, penolakan dan tekanan dari teman.
2. Krisis identitas: Pencarian identitas dan tujuan hidup.
3. Emosi yang tidak stabil: Perubahan mood dan kesulitan mengelola emosi.
4. Konflik dengan orang tua: Perbedaan pendapat dan keinginan untuk mandiri.
5. Ketergantungan teknologi: Penggunaan teknologi yang berlebihan.
Strategi Mendukung Perkembangan Remaja
1. Komunikasi terbuka: Berdiskusi secara terbuka dan jujur.
2. Pengawasan: Pantau perkembangan remaja secara teratur.
3. Pemberian kebebasan: Berikan kebebasan dalam batasan tertentu.
4. Pengembangan keterampilan hidup: Ajarkan keterampilan hidup dasar.
5. Dukungan emosional: Berikan dukungan dan pengertian.
Sumber
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2013). "Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2013."
2. WHO. (2018). "Adolescent Development."
3. Erikson, E. H. (1963). "Childhood and Society."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H