Mohon tunggu...
Ryvo Immanuel
Ryvo Immanuel Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bully Berujung Maut

2 Februari 2020   21:22 Diperbarui: 2 Februari 2020   21:44 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari itu, di saat tubuh ini bermandikan cahaya sang surya, juga dibalut dengan seragam putih abu yang telah menyimpan banyak kenangan. Menemui manusia rupawan bak bintang yang terlukis di langit, sosok yang berwibawa layaknya sang raja hutan. Ya, saya sedang membahas masa OSPEK. Kini mahasiswa baru telah menginjakkan kakinya di kampus-kampus impiannya. Usaha yang berkeringatkan keluh dan peluh, akhirnya terbayarkan.

Irene, mahasiswi yang pintar, polos, dan bisa dikatakan cantik. Perempuan yang berasal dari desa ini memiliki ambisi untuk menjadi seorang jurnalis, namun ambisi itu sedikit terbuyarkan oleh kakak tingkatnya yang bernama Reyn.

"Hai semuanya, perkenalkan nama saya Reynaldy. Panggil aja Rey." Rey memperkenalkan dirinya

"Aca, kakak itu ganteng banget aduh!" kata Jennie

"Ga nyesel masuk FIKOM!" balas Aca

"Minta no wa nya kuy"

"mana mau dia ngesave nomor kita" jawab Aca dengan pesimis

"Coba aja dulu, siapa tau kan." Balas Jennie

"Kita itu pendek, kecil. Kak Rey mana mau sama kita Jen"

"Lah daripada kaya si itu tuh" Nunjuk ke arah Irene

"Gendut, dekil pula hahahahaha"

"Eh jangan gitu Jen, kasian hahahaha"

Irene dan yang lainnya pun masuk ke aula kampus untuk memulai OSPEK.

"Sekarang hari pertama kalian di kampus ini, tolong jaga sikapnya ya." Kata Alex ( Kakak Pembimbing)

"Eh Jen kok kak Rey gaada sih" Kata Aca

"Gatau aku juga Ca"

"Hey kalian, kalian dengar tidak tadi saya bicara apa ?" Alex dengan nada tinggi

"Maaf kak.."Jawab Aca dengan ekspersi ketakutan.

"Ya udah, lain kali kalo ada orang lagi ngomong kalian jangan ngobrol" Balas Alex.

"Silahkan kalian disini untuk saling berkenalan dulu, saya mau keluar sebentar" Alex pun meninggalkan aula.

"Heh gendut, siapa nama lo?" Kata Jennie dengan nada tinggi

Irene pun hanya diam karena tidak tahu pertanyaan itu untuknya.

"Woi !!, Punya telinga ga sih ?" Jennie pun merasa kesal

"Ke saya ?" jawab Irene dengan lembut.

"Ya iyalah, orang Cuma situ yang gendut disini" jawab Jennie.

"Nama ku Irene, nama kamu siapa ?" Jawab Irene dengan halus.

"Dih so asik banget sih jadi orang" Balas Jennie.

Irene pun merasa sakit hati, karena perkataan Jennie tersebut.

Hari pertama pun berakhir, semua maba telah kembali ke tempat kost masing-masing. Irene pun masih kepikiran dengan hal tadi, dia merasa kesal dengan Jennie yang mengatakan kalo dia gendut.

Keesokan harinya, Irene dihadang di gerbang kampus oleh Jennie dan Aca.

"Woi dut, mau kemana lo ?" kata Jennie sambal mendorong Irene.

"Lo emang nya kuliah disini ya" Aca dengan nada tinggi.

Irene pun tidak bicara sepatah kata pun, Dia langsung balik arah dan pulang ke tempat kost nya sambal menangis.

"Apa sih salahku ?, cape-cape aku dari kampong ke kampus impian tapi diperlakukan seperti itu." Irene pun kesal

"Baru 2 hari udah kaya gini aja."

"Dah lah males, rasanya pengen mati aja deh." Irene sudah sangat kesal

Irene pun ingin membalas perbuatan mereka berdua. Irene pun berencana ingin membunuh mereka.

Keesokan harinya, Irene pun pergi ke kampus dengan kondisi seperti psikopat, lalu mencari Jennie dan Aca. Dan akhirnya mereka bertemu di taman.

"Eh ada si gendut nih." Kata Jennie sambal tertawa

"Aku mau berteman sama kalian, mau ga ke tempat kost ku mala mini ?" Balas Irene memohon.

"Hmmm, gimana ya." Jennie kebingungan

"Gimana Jen ?" Kata Aca

"Ya udah deh ayo." Jawab Jennie

"Ok sampai jumpa malam ini." Jawab Irene sambal tersenyum.

Irene pun pulang ke tempat kost nya dan bolos kuliah. Jennie dan Aca pun merasa aneh kenapa tidak ada Irene di kelas.

Irene pun menyiapkan makanan dan minuman yang sudah diberi racun tikus.

Malam pun tiba, Jennie dan Aca sampai di tempat kost Irene dan mengetuk pintu.

"Irene, ini Jennie sama Aca." Jennie sambal mengetuk pintu.

"Bentaaarrr." Balas Irene.

Pintu pun dibuka oleh Irene, Jennie dan Aca pun masuk ke kamarnya Irene. Tanpa mencurigai apa-apa, mereka berdua pun duduk dimeja makan.

"Silahkan dimakan." Kata Irene.

"Oh iya makasih ya, jadi ngerepotin." Balas Aca.

Setelah beberapa saat, Jennie dan Aca merasa ada yang tidak beres ditubuhnya. Jennie pun lalu muntah-muntah dan kejang-kejang. Aca pun mulai panic, tetapi Irene hanya tertawa jahat tanpa membantu. Aca pun akhirnya kejang-kejang, tidak lama kemudian mereka berdua akhirnya meninggal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun