Mohon tunggu...
Firman Fathur Rahman
Firman Fathur Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya menyukai tentang dunia jejepangan dan juga menyukai tentang geopolitik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Retorika Dakwah Ditunjukkan kepada Umat Manusia

1 Juli 2024   19:02 Diperbarui: 1 Juli 2024   19:07 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Dr. Syamsul Yakin dan Firman Fathur Rahman

(Dosen dan Mahasiswa UIN Jakarta)

Tujuan awal dari dakwah adalah untuk ditunjukka kepada seluruh manusia, baik muslim, munafik, dan kafir.  Rasulullah berdakwah atas perintah Allah yang tertuang dalam al-Qur'an.  al-Qur'an ada untuk menentukan respon manusia terhadap al-Qur'an.

Ayat dalam al-Qur'an yang menunjukka respon manusia terhadap al-Qur'an tertuang pada ayat berikut "Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamb-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah." (QS. Fathir/35:32.  Dalam ayat ini dijelaskan bagaimana kelompok pertama merespon turunnya al-Qur'an dengan cara menganiaya diri sendiri.

Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menjelaskan orang yang lalai terhadap Sebagian dari perintah yang diwajibkan dan malah mengerjakan Sebagian dari larangan yang diharamkan. Contohnya al-Qur'an memerintahkan untuk menyembah Allah, mereka justru menyembah berhala. Lalu, Ketika al-Qur'an memerintahkan zakat, ia lalai dan menyimpan hartanya.

Jika kita telaah, respon tersebut dapat kita maksudkan bahwa mereka adalah kalangan kafir. Mereka lah yang menjadi tujuan utama dari retorika dakwah.

Lalu ada respon lainnya, yaitu secara setengah-setengah atau pertengahan. Mereka tak sepenuhnya yakin dengan kebenaran al-Qur'an. Dalam tulisan pengarang di kitab Tafsir Jalalain, mereka tak sepenuhnya menjalankan  perintah al-Qur'an.

Padahal Allah sendiri sudah menyatakan dalam QS. al-Baqarah ayat 23. Allah menjelaskan bahwa siapa yang ragu, maka buatlah satu surat saja yang bisa dan ajaklah para penolongnya selain Allah, jika mereka memang benar.

Karakter dari kelompok ini menurut Ibnu Katsir adalah orang yang melaksanakan perintah yang diwajibkan kepada dirinya dan meninggalkan larangan yang diharamkan. Tapi di sisi lain dia tidak mengerjakan beberapa sunah  dan mengerjakan makruh.

Jika kita melihat secara kotenkstual, ini merupakan ciri-ciri dari orang munafik (hipokrit). Kaum seperti ini adalah kaum yang ditakutkan ada diantara umat Nabi. Seperti halnya dalam perang Badar, mereka mengaku beriman dan mengikut perang tersebut, namun Ketika musuh dating mereka malah pulang. Nah kepada mereka lah retorika dakwah ditunjukkan, mereka berada pada urutan kedua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun