Mohon tunggu...
Elisabeth Yulia Nugraha
Elisabeth Yulia Nugraha Mohon Tunggu... Dosen - Dokter Hewan, Dosen Peternakan Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng

Berprofesi sebagai dokter hewan selain itu juga menjadi dosen di Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kenali Virus Flu Babi Afrika

31 Januari 2023   16:17 Diperbarui: 5 Februari 2023   22:33 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Distanpangan.baliprov.go.id

Penyakit Flu Babi Afrika atau sering disebut African Swine Fever (ASF) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dari genus Asfivirus , Falimy Asfarviridae. Penyakit ini menyerang ternak babi  dan babi liar semua umur.  Penyakit Flu Babi Afrika tidak bersifat zoonosis artinya penyakit ini tidak menular ke manusia. Namun, penyakit ini sangat berbahaya bagi dunia peternakan babi karena menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar.  Perlu kita ketahui penyakit ini belum ada vaksin atau obatnya.  Disisi lain, tingkat kematian ternak babi bisa mencapai <90%  apabila terinfeksi penyakit ini.

Gejala Virus Flu Babi Afrika

Sumber: Distanpangan.baliprov.go.id
Sumber: Distanpangan.baliprov.go.id

Umumnya, babi liar seperti babi hutan lebih rentan terhadap tertular  dan tidak menimbulkan gejala penyakit yang khas, namun dapat bertindak sebagai pembawa Virus Flu Babi Afrika. Tanda-tanda ternak babi terkena virus bervariasi berdasarkan jenis virus dan bentuk penyakit yang disebabkan oleh virus. 

  • Bentuk perakut penyakit Flu Babi Afrika menyebabkan kematian sangat cepat dan tiba-tiba, sering menjadi indikasi awal penyakit.
  • Bentuk akut menyebabkan demam mencapai 40,5--42C, tenak babi tidak mau makan, lesu dan tidak dapat berdiri, pada bagian telinga berwarna kemerahan, terdapat bercak merah kebiruan pada bagian kulit, diare, muntah, batuk dan sesak nafas, muntah, diare dan terjadi keguguran pada babi bunting.

Penyakit ini sering dikelirukan dengan penyakit Hog Cholera, Porcine Reproductive and Resporatory Syndrome (PRRS), Salmonellosis, Leptospitois, PMK dan keracunan. 

Penularan Virus Flu Babi Afrika

Penularan penyakit ini dapat terjadi melalui kontak langsung maupun tidak langsung dan melalui gigitan kutu caplak (Ornithodorus sp) yang telah mengandung Virus Flu Babi Afrika, sehingga penyakit ini dikategorikan dalam Arthropod Borne Disease. 

  • Penularan secara kontak langsung melalui cairan tubuh hewan yang terinfeksi seperti air liur, cairan dari saluran pernapasan, urin dan feses.
  • Penularan secara kontak tidak langsung melalui fomit atau benda-benda lain yang tercemar Virus Flu Babi Afrika termasuk pemberian pakan sisa (swill feeding) baik dari pesawat, restoran maupun limbah rumah tangga yang mengandung daging babi yang tercemar virus, kendaraan pengangkut babi yang terinfeksi, pakaian dan peralatan makan babi yang telah tercemar virus dan melalui lalu lintas babi sakit. 

Daya tahan Virus Flu Babi Afrika

Sumber:  https://www.reuters.com/markets/commodities/thailand-denies-allegations-african-swine-fever-cover-up-2022-01-10/
Sumber:  https://www.reuters.com/markets/commodities/thailand-denies-allegations-african-swine-fever-cover-up-2022-01-10/

Virus ASF dapat bertahan hidup dalam jangka waktu lama dalam darah, feses dan jaringan, produk daging babi mentah atau kurang matang. 

1. Virus  dapat terdeteksi pada daging dengan dan tanpa tulang dan daging giling selama 105 hari, 

2. Daging yang diasinkan 182 hari, 

3. Daging yang diasap 30 hari, 

4. Daging yang dimasak (minimal 30 menit pada 70C) 0 hari, 

5. Daging kering 300 hari, daging dalam keadaan dingin 110 hari, daging beku 1.000 hari, 

6. Jeroan babi 105 hari, kulit/lemak (bahkan dikeringkan) 300 hari, 

7. Darah disimpan pada suhu 4C 18 bulan, kotoran pada suhu kamar 11 hari, darah membusuk 15 minggu dan kandang babi yang terkontaminasi 1 bulan. 

8. Pada pinjal berkulit lunak (soft ticks) seperti Ornithodoros erraticus dapat bertahan hingga 5 tahun. Sementara itu, umur O. erraticus dapat mencapai 20 tahun.

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Virus Flu Babi Afrika

Sumber: Sumber: https://thehill.com/policy/international/542225-african-swine-fever-resurfaces-asian-countries/
Sumber: Sumber: https://thehill.com/policy/international/542225-african-swine-fever-resurfaces-asian-countries/

Pencegahan dan pengendalian penyakit ini dapat melalui penerapan biosekuriti dan manajemen peternakan babi yang baik, mencegah lalu lintas media pembawa virus, serta pengawasan yang ketat dan intensif untuk daerah yang berisiko tinggi.  Hal yang dapat dilakukan yakni dengan:

1. Selalu menjaga kebersihan baik kebersihan ternak, kandang, tempat makan dan minum

2. Pemilihan bibit ternak berkualitas yakni memiih ternak yang sehat (bebas penyakit Virus Flu Babi Afrika), memiliki surat atau keterangan kesehatan dengan riwayat manajemen peternakan  yang jelas. 

3.  Pemberian pakan yang berkualitas yakni tidak memberikan pakan sisa (swill feeding) baik dari pesawat, restoran maupun limbah rumah tangga yang mengandung daging babi yang tercemar virus

4.  Selalu mencuci pakaian kerja, alas kaki dan peralatan kandang 

5.  Memisahkan babi yang sakit dari babi-babi yang sehat

6. Desifeksi kandang secara rutin minimal seminggu dua kali 

7. Tidak menjual daging atau ternak yang sakit,

8. Tidak mengkonsumsi daging asal ternak yang sakit

9. Segeralah lapor ke dokter hewan atau dinas terkait agar mendapatkan pertolongan

10.  Apabila ada ternak yang mati maka wajib dikuburkan  untuk mencegah penularan yang lebih meluas.  Tata cara penguburan ternak yang terinfeksi yakni harus jauh dari lokasi kandang dan pemukiman penduduk, serta kedalaman penguburan harus mencapai  1,5 sampai 2 meter. 

Baca juga: Biosekuriti: Manajemen Pencegahan Penyakit pada Ternak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun