Mohon tunggu...
Rizqi Yusuf Muliana
Rizqi Yusuf Muliana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

part-time writing, full-time overthinking

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membaca Dampak Positif dan Negatif PSBB

13 Juli 2020   21:54 Diperbarui: 13 Juli 2020   21:56 1862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dampak Sosial

Selain ekonomi, kebijakan ini juga memiliki Dampak Sosial. Kebijakan PSBB menerapkan pelarangan dan pembatasan semua aktivitas kegiatan sosial maupun budaya yang biasanya dipenuhi kerumunan yang rentan dengan penyebaran COVID-19. Larangan pembatasan kegiatan ini mengikuti pedoman dan pandangan lembaga adat resmi yang diakui dan ada dalam pengaturan perundangan pemerintah. Dampak dari keluarnya kebijakan ini pastinya berdampak pada intensitas aktivitas publik di beberapa daerah. 

Masyarakat di batasi untuk keluar rumah dengan alasan kesehatan ini pasti mambatasi kegiatan sehari-hari masyarakat seperti bekerja, sekolah, kuliah, berdagang dan kegiatan lain yang menghimpun banyak orang di satu tempat. Pembatasan aktivitas kegiatan sosial yang melibatkan beberapa tempat dan fasilitas umum dilakukan dengan cara membatasi jumlah orang dan mengatur jarak interaksi (physical distancing). Tetapi pembatasan ini tidak berlaku pada kegiatan di pusat perbelanjaan pasar, supermarket dan tempat penjualan obat maupun peralatan medis, toko penyedia kebutuhan pokok, bahan bakar seperti SPBU, pelayanan kesehatan dan juga tempat kegiatan olahraga tidak ikut dibatasi secara total. 

Kemudian, kalau kita update melalui portal berita, akan didapati massifnya phk bagi karyawan/pegawai perusahaan, ini menyusul Dampak Ekonomi yang sudah dipaparkan sebelumnya. Hal Ini merupakan akibat adanya tuntutan physical distancing membuat beberapa perusahaan menerapkan sistem Work from home (WFH) bagi karyawan, dimana hanya sedikit bidang dalam perusahaan yang bisa diinovasikan dengan konsep WFH ini, maka akibatnya beberapa perusahaan mengambil kebijakan untuk mengurangi jumlah karyawan sesuai kebutuhan.

Dampak Psikologis

Kita juga bisa membaca dampak ini terhadap Dampak Psikologis. Setelah sebelumnya karena fakta meningkatnya pasien PDP hingga korban yang meninggal akbiat virus corona, hal ini pastinya membuat warga dan masyarakat sekitar panik. Ini jga memunculkan fenomena yg disebut Panic Buying dimana masyarakat berlomba membeli kebutuhan pangan dan medis secara massif untuk persediaan mereka mengahadapi PSBB dan anjuran stay at home. 

Seperti yang dilansir pada Warta Ekonomi.co.id, Akibat dari ketakutan akan virus ini, masyarakat jadi ramai-ramai memborong barang-barang primer seperti sembako, masker, cairan pembersih tangan atau hand sanitizer, sabun, bahkan sampai alat pengukur suhu tubuh. Di sejumlah minimarket dan supermarket di kota-kota besar salah satunya, barang-barang kebutuhan pokok ludes habis, karena diborong warga yang panik. Selepas keluarnya kebijakan PSBB ini jga membuat warga tambah was-was ketika kontak dengan orang lain bahkan orang asing. Bahkan terhadap warganya yang baru pulang kampung dari kota besar yang notabenenya berstatus zona merah. 

Dan yang paling miris karena kepanikan seperti ini ada fenomena dimana warga menolak jenazah pasien yang positif corona untuk dimakamkan di lingkunganya. Ini tidak terlepas dri kurangnya pendidikan dan sosialaisasi pemerintah kepada masyarakat sebelumnya kebijakan ini dikeluarkan. Dan dampak kepanikan lainya seperti warga menutup akses keluar-masuk daerahnya secara swadaya dengan alasan pembatasan sosial.

Dampak Lingkungan

Dan yang terakhir ada fenomena yang mungkin tidak kita sadari akibat dampak pemberlakuan PSBB ini, khususnya di kota-kota besar yang biasanya padat dan ramai. Yaitu Dampaknya terhadap lingkungan sekitar. dari beberapa dampak sebelumya di atas terlepas baik buruknya danpak tersebut, sepertinya dampak pada lingkungan agaknya cenderung positif. Dimana menyusul Pembatasan Sosial Berskala Besar ini, moda transportasi darat, laut, maupun udara juga dibatasi operasinya. 

Pengurangan moda transportasi dan anjuran stay at home, Sadar atau tidak ini telah mengurangi tingkat polusi udara di beberapa daerah, utamanya karena berkurangnya angka kendaraan dan pabrik-pabrik yang tutup atau dibatasi jam operasionalnya. Seperti dilansir pada Kompas.com, Di tengah wabah pandemi corona, ternyata kondisi nitrogen dioksida atau polutan lingkungan di Indonesia, mengalami penurunan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun