Mohon tunggu...
Heri Rizaldi
Heri Rizaldi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

konnichiwa, watashi no namaewa heri rizaridu desu. yoroshiku onegaishimasu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Bahasa Indonesia di Era Sekarang

23 Juni 2024   16:33 Diperbarui: 23 Juni 2024   16:46 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era globalisasi saat ini, kemajuan teknologi dan juga pengetahuan berkembang pesat, begitu juga dengan perkembangan bahasa. Banyak remaja Indonesia saat ini yang setiap harinya menggunakan bahasa-bahasa gaul ataupun bahasa keren lainnya yang ternyata sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Yang menjadi pertanyaan ialah, apakah dengan melemahnya penggunaan bahasa Indonesia bagi kalangan remaja ini berpengaruh terhadap masa depan bangsa? Maka dari itu, saya akan membahas fenomena bahasa Indonesia di era sekarang.

Bahasa Indonesia diresmikan sebagai bahasa persatuan melalui Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, jauh sebelum Indonesia merdeka. Selama beberapa tahun, warga negara Indonesia menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi sehari-hari, baik secara langsung maupun tidak langsung. Meskipun begitu, masih banyak warga negara yang menggunakan bahasa daerah, namun hal ini tidak membatasi penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Seiring berjalannya waktu, dari tahun ke tahun, bahasa Indonesia selalu mengalami perubahan, baik dari perkembangan kosakata hingga pergantian bacaan hurufnya. Jika pada saat 1945-an, kita pasti tahu bahasa Indonesia saat itu berbeda dengan saat ini. Saat itu, penggunaan huruf setiap katanya berbeda dari yang sekarang, meskipun secara pelafalan sama. Contohnya, saat dulu kata "cahaya" selalu ditulis "tjahaya", kata juara ditulis "djoeara", kata "suara" ditulis "soeara", dan masih banyak lagi contohnya. Memang, pada saat itu, bahasa Indonesia masih sedikit disusupi oleh kosakata dari bahasa asing lainnya. Seiring berjalannya waktu, sudah lebih dari 10 ribu kosakata bahasa Indonesia saat ini, baik baku maupun tidak baku. Lantas, mengapa hal ini bisa terjadi?

Bahasa Indonesia sendiri diadopsi dari bahasa sansekerta, namun ada juga beberapa kosakata dalam bahasa Indonesia yang diadopsi dari bahasa luar seperti dari Melayu, Belanda, ataupun Portugal. Bahasa Indonesia umumnya digunakan dalam situasi formal, namun terkadang dalam situasi informal pun bahasa Indonesia tetap digunakan. Dari waktu ke waktu, bahasa Indonesia sendiri mengalami perubahan. Perubahan ini dikarenakan berkembangnya teknologi serta pengetahuan, sehingga banyak kosakata yang memiliki beda arti namun dengan pengucapan yang sama. Perkembangan ini lantas memengaruhi penggunaan bahasa Indonesia itu sebagai bahasa sehari-hari. Banyak kosakata tidak baku yang saat ini diucapkan, meski tidak jauh berbeda dari bahasa bakunya. Selain itu, fenomena penggunaan bahasa "gaul" juga menjadi salah satu faktor perkembangan atau perubahan bahasa Indonesia. Banyak kosakata yang dianggap "gaul" yang digunakan dalam pembicaraan. Meski begitu, bahasa gaul ini hanya digunakan dalam pembicaraan yang informal. 

Meski demikian, bahasa Indonesia ini tetap menjadi bahasa persatuan. Memang perkembangan teknologi tidak bisa dipungkiri karena mempengaruhi penggunaan bahasa juga, namun ini juga menjadi salah satu dampak positif terkait penggunaan bahasa Indonesia. Seperti yang sudah dijelaskan, saat ini banyak banyak kosakata "gaul" yang sudah didaftarkan ke dalam bahasa Indonesia. Selain itu, bahasa Indonesia juga sudah mulai dikenal luas oleh warga asing, dan sudah banyak warga negara lain yang mulai mempelajari bahkan mengucapkan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari mereka. Di sisi lain, ini menjadi tantangan karena masih banyak remaja Indonesia yang kurang mengerti bahkan tidak mengetahui penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebagai remaja, mempelajari bahasa Indonesia sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan mempengaruhi terhadap kecerdasan maupun karakteristik dalam seseorang. Semakin baik penggunaan bahasanya, semakin baik juga pengetahuan serta karakter setiap orangnya. Bahasa juga menjadi salah satu aset bagi setiap negara, maka tidak heran bahwa bahasa Indonesia harus tetap dilestarikan meskipun bahasa asing mulai mempengaruhinya.

Pada intinya, tidak salah jika kita sesekali berbincang atau bercengkrama dengan orang lain menggunakan bahasa lain, selama kita masih menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama dalam kehidupan sehari-hari. Banyak kosakata dalam bahasa Indonesia yang bisa digunakan, di samping kosakata "gaul" atau kosakata asing lainnya. Dan yang paling terpenting, penggunaan bahasa Indonesia yang benar dan tepat akan mempengaruhi kualitas generasi kita, dan menjadi salah satu aset utama negara di masa yang akan mendatang. Maka dari itu, sebagai generasi Z, sangat penting untuk menjaga serta memelihara bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun