Mohon tunggu...
Ryu Amakusa
Ryu Amakusa Mohon Tunggu... - -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guru Juga Manusia Biasa

13 Agustus 2016   07:57 Diperbarui: 13 Agustus 2016   08:01 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Profesi guru terkadang merupakan dilema di negeri ini. Padahal kita sering mendengar bahwa guru adalah pengganti orang tua di sekolah. Saat seorang guru memberi sanksi secara fisik karena kelakuan murid yang bandel justru guru dikatakan melakukan kekerasan.  

Kasus penganiayaan guru yang terjadi di SMK negeri 2 di Makassar oleh orang tua murid ini berasal dari kejadian sepele yang dibesar-besarkan oleh si murid yang tidak terima ditegur oleh gurunya karena tidak membawa perlengkapan pelajaran. Si murid mengumpat dan mengeluarkan kata-kata kotor yang tak pantas kepada guru tersebut yang mungkin dibalas spontan oleh guru tersebut dengan menamparnya. 

Bagiku apa yang dilakukan oleh guru tersebut adalah wajar karena guru juga hanyalah manusia biasa yang punya perasaan juga. Andaikan kata-kata yang tak pantas tersebut ditujukan pada orang tuanya sendiri bagaimana perasaannya sebagai orang tua mendengar anaknya sendiri memakinya dengan kata-kata kotor. Hal yang sama juga berlaku dengan guru tersebut. 

Saya malah menyalahkan orang tua yang cenderung sok membela anaknya yang nakal dan bandel. Apakah mereka para orang tua tersebut tidak ingat kenangan-kenangan saat mereka sendiri nakal dan bandel di sekolah dan menerima hukuman ? Dipukul pakai mistar, dilempar kapur atau penghapus papan tulis, dicubit, dihukum berdiri di depan papan tulis bila ribut dalam kelas. Jika terlambat dihukum lari mengelilingi sekolah di tengah terik matahari dan berbagai hukuman yang diberikan sesuai dengan kesalahan yang dilakukan oleh murid. Terkadang ada pula yang ditampar keras bila kelakuannya kelewat batas seperti menantang guru. Saya pernah diketok kepalaku gara-gara salah menjawab soal matematika dan tidak melapor. Kalaupun melapor pasti saya yang akan disalahkan karena dianggap tidak memperhatikan pelajaran dengan baik.

Orang tua dulu tidak pernah mempermasalahkan dan memaklumi hukuman yang diberikan guru kepada anak-anaknya sepanjang hukuman itu wajar dan bukan kekerasan seksual. Mereka mengganggap itu semua dilakukan untuk mendidik anak-anaknya menjadi lebih baik. Tidak seperti sekarang ini di mana orang tua dengan semena-mena mengkriminalkan guru hanya untuk masalah sepele yang tidak diketahui kebenarannya hanya mendengar sepihak dari anaknya saja. 

Dan guru juga manusia biasa ada batasnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun