Mohon tunggu...
Rorry Nurmawati
Rorry Nurmawati Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Freelance writer || I love and passion for photography || If you have any question, please let me know at aslirorry@gmail.com or DM Instagram @ryrorry_

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Blusukan ala Ning Ita, Wali Kota Mojokerto di Tengah Pandemi

13 Agustus 2021   19:16 Diperbarui: 13 Agustus 2021   20:08 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ning Ita saat bertemu dengan Misni (dok Prokopim)

Jumat pada minggu kedua di bulan ini, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari kembali blusukan ke pemukiman rumah warga. Lingkungan Blooto, Kecamatan Prajurit Kulon, menjadi salah satu tempat yang ia kunjungi bersama suami, Supriyadi Karima Syaiful.

Jumat Berkah, merupakan gaya blusukan wali kota yang akrab disapa Ning Ita. Dengan mengendarai motor dari kediaman di Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, ia menyempatkan mampir ke Posyandu ibu hamil. Di sini, ia sedikit mengingatkan kepada para ibu-ibu hamil agar terus mencukupi asupan gizinya. Terlebih pada masa pandemi saat ini.

"Jika pemenuhan gizi pada bayi dalam kandung dicukupi secara maksimal, diharapkan nantinya mereka dapat tumbuh dengan sempurna. Sehingga, stunting dapat dicegah sedini mungkin," katanya, Jumat (13/8).

Ning Ita saat menemui Suni'ah (doc Prokopim)
Ning Ita saat menemui Suni'ah (doc Prokopim)

Usai dari posyandu, Ning Ita menyempatkan berkunjung ke rumah seorang warga. Karsinah namanya. Nenek berusia 71 tahun ini, telah hidup seorang diri tanpa sanak saudara. Pun demikian dengan Suni'ah, wanita berumur 76 tahun yang masih satu Lingkungan di Blooto.

Kedua lansia ini pun, menyita perhatian wali kota perempuan pertama di Mojokerto saat blusukan. Tanpa saudara, mereka hidup sendiri. Ning Ita juga  memberikan perhatiannya dalam bentuk pemberian barang-barang kebutuhan sehari-hari. Seperti kasur, bantal, selimut dan jarik.

Selain itu, ia juga menitipkan sebagian uang untuk embah-embah ini kepada ketua RT setempat. Dengan harapan, semua kebutuhan, baik makan ataupun lainnya dapat tercukupi. "Diusia mereka yang tidak lagi muda, keduanya harus hidup seorang diri tanpa keluarga. Kami di sini, ada untuk mereka," imbuhnya.

Ning Ita saat bertemu dengan Misni (dok Prokopim)
Ning Ita saat bertemu dengan Misni (dok Prokopim)

Setelah berkunjung ke rumah lansia, Ning Ita melanjutkan blusukannya ke tempat lainnya. Namun, di tengah jalan ia tak sengaja bertemu dengan Misni (56) dan Sukiyati (56). Seorang warga yang menggantungkan hidupnya dengan berjualan lauk-pauk siap makan. Seperti gorengan, botok, pepes dan masih banyak lainnya.

Misni, menjajakan jualannya dengan berkeliling mengunakan sepeda angin dari kampung ke kampung. Sedangkan Ibu Sukiyati, membuka lapak kecil di pinggir jalan dekat perlintasan kereta api. Kedua warga ini pun, mendapatkan bantuan permodalan serta sepeda angin dari Ning Ita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun