Inilah yang dilakukan oleh Ika Kusuma Ningtyas. Ia merubah canting dengan peralatan makan untuk membatik sebuah kue bolu kukus. Baginya, membatik dengan menggunakan media makanan merupakan hal yang biasa ia lakukan untuk menarik perhatian pelanggan.
Ditemui di rumahnya, di Sarirejo gang 8, Kelurahan Sarirejo, Kecamatan Mojosari, perempuan 31 tahun ini tampak sibuk dengan adonan kue yang ia buat. Sesekali, telepon genggam miliknya berbunyi karena ada pesanan kue dari sejumlah pelanggan.
Ya, perempuan yang akrab disapa Ika ini sengaja tidak membuka toko kue secara khusus, dan lebih mengandalkan penjualan kue bolu batiknya melalui online serta memanfaatkan fintech (Financial Technology) dalam perkembangan bisnis kuenya.
Karena ia sadar, jika memanfaatkan fintech secara tidak langsung bisa berpengaruh para perkembangan usaha kue yang ia miliki. Sebab, seiring berkembangnya teknologi dan persaingan pasar, semua pengusaha mau tidak mau harus bermitra dengan fintech yang mengandalkan aplikasi perbankan melalui smartphone.
Untuk itu, ia mulai berselancar ke dunia media sosial untuk memasarkan kue bolu batik kukus miliknya. Cara ini, ia gunakan supaya usaha kue balunya semakin dikenal masyarakat luas di luar Mojokerto. Tak heran, ia pun tampak begitu sibuk melayani konsumen via handphone sambil menyambi meracik adonan.
Lalu, bagaimana Ika bisa berinovasi membuat batik dalam kue bolu kukus? Â
Kala itu, istri dari Afif Budianto ini mengikuti sebuah pelatihan yang diadakan oleh pengusahan kue di daerah Kabupaten Jombang. Dimana dalam pelatihan tersebut ia diajarkan berbagai hal salah satunya membatik kue. "Saya pun tertarik, dan sepertinya saat itu di Mojokerto belum ada kue bolu motif batik," kata Ika.
Sejak saat itulah Ika mulai menerapkan bolu batik sebagai ciri khasnya. Tak tanggung-tanggung, berbagai jenis motif batik sudah ia kuasai. Mulai dari motif pring sedapur, matahari merah, rawan inggek, koro renteng, mega mendung, singa payung, batik kawung dan berbagai jenis batik lainnya. "Batik khas Mojokerto juga bisa, Batik Mojopahitan," imbuhnya.
Sedangkan dalam pembuatan kue bolu batik kata Ika, tidak ada yang berbeda dari kue-kue bolu lainnya. Bahan yang digunakan pun sama, seperti tepung terigu, telur, gula, baking powder, tepung maizena, dan sejumlah bahan kue lainnya. Semua bahan-bahan tersebut kemudian dicampur dengan cara mixer.
Untuk membatik kue bolu-nya lanjut Ika, ia hanya mengandalkan keahlian tangan. Sedangkan alat untuk membatik pun, ia menggunakan piping bag atau plastik segi tiga yang telah diisi adonan berbagai warna. Tentunya Ika menggunakan pewarna makanan dalam adonan.
Sebelum membatik, terlebih dahulu Ika menyiapkan sebuah loyang yang telah dilapisi mentega putih dan kertas beking paper supaya tidak lengket. Setelah itu, ia mulai menggoreskan adonan sesuai motif yang diinginkan dengan piping bag. Proses membatik inipun dibutuhkan waktu kurang lebih satu jam, tergantung tingkat kesulitannya.
Selesai membatik, hasilnya kemudian dikukus selama lima menit. Setelah matang, loyang hasil membatik kemudian dilapisi dengan adonan utama dan kukus hingga matang. Untuk hasil akhirnya, kue bolu batik kukus bisa diberikan isian butter cream, selai, keju, coklat, atau bahan lainnya. Baru setelah itu digulung dan siap diantarkan ke pelanggan.
Oh iya kue-kue bolu batik milik Ika, sengaja dibuat secara fresh ketika ada pesanan saja. Ini karena, ia tidak memakai bahan pengawet apapun dalam campurannya. Sehingga, kue hanya bisa bertahan dalam hitungan hari saja. Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H