Mohon tunggu...
Rorry Nurmawati
Rorry Nurmawati Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Freelance writer || I love and passion for photography || If you have any question, please let me know at aslirorry@gmail.com or DM Instagram @ryrorry_

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Hindari Kejahatan Perbankan dengan Tameng Khusus

8 Mei 2019   23:35 Diperbarui: 9 Mei 2019   00:41 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di modern kini, kecanggihan teknologi tak perlu diragukan lagi. Terlebih dalam memproses transaksi keuangan menjadi lebih cepat dan mudah. Namun sangat disayangkan, seiring dengan kecanggihan teknologi yang terus berkembang banyak oknum jahat justru memanfaat hal tersebut. 

Tak bisa ditampik, jika kejahatan mengintai siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Misalnya kejahatan yang saat ini sedang marak melalui telepon, pesan singkat hingga internet yang kerap kali kita manfaatkan kecanggihannya. Oleh sebab itu, kita dituntut memiliki tameng khusus untuk lebih waspada terhadap apapun.

Dan memasuki bulan Ramadan seperti saat ini, berbagai jenis kejahatan mulai mengintai siapapun. Baik tua, muda, hingga anak-anak. Contohnya kejahatan melalui perbankan dengan modus iming-iming hadiah mobil, umroh uang tunai atau barang mewah lainnya. Namun jangan salah, dibalik segudang tawaran yang menarik tersebut terselip kejahatan yang bisa merugikan.

Lalu, apa saja jenis-jenis kejahatan perbankan yang seakan tak pernah hilang?
Kita mulai dari kejahatan perbankan jenis pesan singkat atau biasa disebut SMS (short message services). Dengan cara menawarkan hadiah istimewa, para pelaku kejahatan sengaja mengirimkan pesan pengumuman undian untuk menarik perhatian. Jika kita tidak jeli saat membaca isi pesan, maka akan sangat mudah bagi kita masuk dalam lubang penipuan.

Selanjutnya, kejahatan perbankan melalui telepon. Kejahatan seperti ini, menjadi modus yang sering dilakukan. Jika kita percaya akan tipu daya mereka, maka para pelaku ini akan sangat mudah memanfaatkan 'kepolosan' kita. Dan jika kita sudah percaya dengan tipuan mereka, maka para pelaku ini akan sangat mudah memandu kita untuk melakukan step by step hingga akhirnya secara tidak langsung kita menyerahkan PIN tabungan yang dimiliki.

Dan kejahatan perbankan yang terakhir adalah melalui internet. Alih-alih ingin mengalihkan perhatian kita, para pelaku ini sengaja membuat pesan yang seakan-akan dikirim langsung oleh pihak bank. Namun jangan jangan cepat percaya begitu saja, karena jika pesan tersebut menyuruh anda untuk mencantumkan data rekening dan PIN, maka lebih baik abaikan saja dan patut dicurigai.

Jadi, seperti apa tindakan yang harus dilakukan  jika kejahatan perbankan menimpa kita?
Jika anda terus menerus mendapatkan pesan pengumuman undian dari nomor tidak jelas, mendapatkan telpon yang mengatasnamakan dari pihak bank, alangkah baiknya untuk memeriksa terlebih dahulu ke call center bank yang dimaksud. Lalu teliti kembali pesan yang didapatkan, jika anda tidak merasa mengikuti kuis atau perlombaan tertentu, namun tiba-tiba mendapatkan hadiah maka patut dicurigai.

Tetap waspada dan tenang saat mendapatkan pesan atau telpon dadi pelaku kejahatan perbankan. Dan jangan sekali-kali gampang percaya dengan bualan yang mereka tawarkan. Karena, ketika kita menunjukkan celah rasa percaya kepada mereka maka akan sangat mudah bagi para pelaku kejahatan ini untuk memanfaatkannya.

Ini pengalaman saudara kena tipu Rp 100 juta karena kejahatan perbankan!
Saya akan berbagai sedikit pengalaman dari kejahatan perbankan yang menimpa saudara di kampung. Kejadiannya sudah cukup lama, sekitar 10 tahun yang lalu. Saat itu, saudara saya mendapatkan sebuah pesan singkat yang mengabarkan kalau ia mendapatkan sebuah mobil mewah hasil dari undian. 

Awalnya, saudara saya mengabaikan pesan tersebut. Namun entah bagaimana tiba-tiba ada seseorang yang menelpon menjelaskan kalau saudara saya ternyata pemenang dari undian utama mobil mewah tersebut. Rasa kaget dan tak percaya, campur jadi satu. Namun, untuk mendapatkan mobil tersebut saudara saya harus mentransfer uang senilai Rp 100 juta sebagai pajak yang harus ditanggung oleh pemenang. 

Dan saudara saya pun mempercayainya. Setelah itu, ditransfer-lah sejumlah uang yang disepakati ke nomor rekening yang diberikan. Sayang, uang yang terlanjur masuk ke rekening orang lain justru hadiah mobil pun tak kunjung datang hingga hari berganti minggu. Sadar ada yang tidak beres, saudara saya pun mencoba mencari informasi terkait pengumuman undian yang dimaksudkan. Ternyata undian tersebut tak pernah ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun