Mohon tunggu...
Rorry Nurmawati
Rorry Nurmawati Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Freelance writer || I love and passion for photography || If you have any question, please let me know at aslirorry@gmail.com or DM Instagram @ryrorry_

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kemas Legenda Rakyat Lewat Kirab Agung Bumi Nusantara

17 September 2018   14:44 Diperbarui: 17 September 2018   15:15 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun ini, saya kembali menonton pagelaran rutin tahunan milik Pemerintah Kabupaten Mojokerto di halaman Pendopo Agung Trowulan. Kirab Agung Bumi Nuswantara 2018, yang kembali digelar oleh Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur ini, Minggu (16/9) siang.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, acara ini bakal menyita perhatian masyarakat. Baik dari Mojokerto maupun di luar daerah.

Dan benar saja, jam masih menunjukkan pukul 10.30 wib tapi warga sudah mulai memadati sepanjang jalan desa yang masuk dalam kawasan cagar budaya  Nasional ini.

Tidak hanya warga yang ingin sekedar melihat kirab gratis, tapi para pedagang kaki lima pun turut menempati trotoar seakan tak mau ketinggalan meraup pundi-pundi rupiah.

Padahal, beberapa ruas jalan baru mulai ditutup untuk dialihkan arusnya sekitar pukul 11.30 wib. Sungguh luar biasa bukan antusiasnya!!

Kali ini, saya mendapatkan tempat yang cukup enak untuk melihat kegiatan drama musikalisasi yang menjadi salah satu tema, sebelum para peserta melakukan kirab menuju tanah lapang di depan Museum Majapahit.

Beda dari tahun lalu, kali ini peserta hanya dikhususkan untuk para pelajar SMA/SMK se-Kabupaten Mojokerto.

Di sini, para remaja ini unjuk kemampuan dengan memeragakan peran masing-masing sesuai tema yang dipilih untuk dipertunjukkan dihadapan para tamu undangan.

Seperti Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi, Kapolres Mojokerto AKBP Leonardus Simarmata, Kapolres Mojokerto Kota AKBP Sigit Dany Setiyono,  Dandim 0815 Lelkol Kav Hermawan Weharima, serta oragnisasi perangkat daerah (OPD) lainnya.

Salah satu cerita mengenai Tri Buana Tungga dewi/Foto pribadi
Salah satu cerita mengenai Tri Buana Tungga dewi/Foto pribadi
Dari sekian peserta, kurang lebih 18 sekolah yang mewakili setiap daerah memiliki cerita yang unik dan tak lepas dari legenda Kerajaan Majapahit. Seperti, pemberontakan Ronggolawe, pemberontakan Lembu Sora, peristiwa Badander, perlawanan Kuti, dan masih banyak peristiwa lainnya yang dikemas secara menarik dan kreatif dari tangan-tangan para remaja ini.

Tak sekedar berakting, kostum dan aneka aksesoris pun menjadi penunjang saat mereka tampil. Musik dari masing-masing sekolah yang menggelegar, seakan membawa saya masuk kedalam masa lalu serasa hidup dalam kejayaan Kerajaan Majapahit kala itu.

Namun dalam sekejab, saya pun tersentak ketika para penonton bertepuk tangan memberikan apresiasi kepara para peserta itu.

Aah, drama ini begitu indah dan menarik untuk dipertontonkan. Sayangnya, hanya beberapa warga saja yang bisa menikmatinya. Karena, tak semua warga bisa masuk ke dalam area Pendopo Agung Trowulan.

Padahal, "pesta rakyat" seperti ini harus dinikmati oleh semua orang  mulai dari awal hingga akhir. Bukan hanya melihat pertunjukkan kirab para remaja yang memamerkan kostum dan hiasan wajah saja.

Menurut saya, drama musikalisasi legenda rakyat seperti ini seharusnya tidak hanya dipertontonkan untuk para tamu undangan saja. tapi, juga semua masyarakat yang sudah sejak pagi mengantre di sepanjang jalan demi  mendapatkan tempat duduk yang pas meskipun harus beralaskan koran.

Ya, semoga tahun depan pemerintah daerah lebih "melek" lagi dalam membuat event tahunan yang digandrungi oleh masyakarat ini.

Sungguh indah buka tarian para pelajar SMA/SMK ini dalam Kirab Agung Bumi Nuswantara/Foto pribadi
Sungguh indah buka tarian para pelajar SMA/SMK ini dalam Kirab Agung Bumi Nuswantara/Foto pribadi
Ini tidak lepas dari, penjagaan yang super ketat untuk para warga yang hendak nyerobot masuk ke dalam area Pendapo Agung Trowulan, demi bisa melihat pementasan drama.

Tak jarang, para orangtua terpaksa menggendong anak-anak mereka demi melihat pertunjukan drama yang ditampilkan kurang lebih sepuluh menit itu.

Mungkin, ini sudah menjadi kebijakan para panitia mengingat area Pendopo Agung Trowulan yang tak begitu luas jika harus menampung ribuan warga. Apalagi, masih ada panggung-panggung besar untuk para tamu undangan, membuat halaman yang digunakan area parkir pada hari-hari biasa itu menjadi sempit.

Oh iya, sebelum acara dimulai ada beberapa prosesi yang dilakukan oleh para pimpinan daerah ini. Yakni, penyerahan pustakan sebagai simbol acara akan dimulai. Pustakan itu ada empat bentuk.

Pustakan pertama bernama pustaka Mataka Majapahit, yang merupakan simbol pada masa Kerajaan Majapahit harus dibawa oleh raja atau penguasa di daerah. Dan dalam prosesi ini, pustaka tersebut diberikan langsung kepada Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi.

Untuk pustaka kedua yakni Payung Songsong Gringsing yang melambangkan pengayom, pada kirab ini diberikan Kepala Kejaksaan Negeri, Lubis.

Sedangkan pustaka ketiga berupa Tombak Samudra yang melambangkan keamanan dalam menjaga rakyat akan dibawakan oleh Dandim 0815 Lelkol Kav Hermawan Weharima. Dan pustaka yang terakhir adalah perwujudan Gulo Klopo yang artinya merah putih diberikan kepada Kapolres Mojokerto AKBP Leonardus Simarmata.

Seorang anggota Komunitas TTC yang memeragakan kostum daur ulang/Foto pribadi
Seorang anggota Komunitas TTC yang memeragakan kostum daur ulang/Foto pribadi
Sedangkan diakhir acara, ada penampilan dari Komunitas Trawas Trashion Carnival (TTC). Di mana, mereka berlenggak-lenggok menggunakan baju daur ulang limbah sampah yang disulap menjadi kostum yang menawan dan lengkap dengan pusakanya. Mulai dari kostum kerajaan, putri, burung dan masih banyak lainnya.

Kalau ditelisik lebih dalam lagi, kostum-kostum itu memiliki bobot berkilo-kilo. Menakjubkan!! Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun