Ribuan macam bunga warna-warni terhampar luas di Dusun/Desa Jembul, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Jangan salah sangka dulu! Ini bukan tempat pembibitan tanaman loh. Melainkan, kawasan wisata yang sudah dikelola dengan apik selama tiga tahun terakhir oleh warga setempat.
Bukit Pelangi di Desa Wisata Jembul namanya. Memiliki 89 kepala keluarga (KK), mereka hidup berdampingan dengan cara bergotong royong. Memanfaatkan perbukitan batu setinggi lebih dari 50 meter, warga setempat menyulapnya menjadi perbukitan bunga dan aneka tumbuhan. Baik tanaman hias maupun tanaman produktif lainnya tumbuh subur di sini.
Untuk dapat menjangkau kawasan Desa Wisata Jembul ini, pengunjung harus menempuh perjalanan 31 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Mojokerto. Namun, jangan khawatir bosan selama di perjalanan. Karena untuk dapat mengakses desa terakhir ini, pengunjung harus melintasi hutan dan jurang yang berada di lereng perbukitan.
Jalan yang berkelok-kelok, hutan yang lebat, hamparan sawah berbentuk terasering, hingga curamnya jurang dengan derasnya aliran mata air tepat di bawahnya, dijamin menyuguhkan pemandangan yang mengagumkan. Sehingga dapat menghilangkan rasa bosan selama perjalanan.
Setelah menerobos hutan selama kurang lebih tiga kilometer jauhnya, pengunjung akan disambut dengan gapura selamat datang di Desa Wisata Jembul. Ini menandakan, 10 menit lagi pengunjung akan sampai ke kawasan wisata.
Kenapa saya mengatakan kawasan wisata?
Karena di Desa Wisata Jembul ini, tidak hanya menyajikan Bukit Pelangi yang identik dengan bunga warna-warninya saja. Melainkan, masih ada kolam renang di atas bukit dan Air Terjun Kabejan. Namun, dari semua area wisata itu yang menjadi maskot dan jujukan utama para wisatawan adalah Bukit Pelangi dengan ribuan bunga yang mengelilingi.
Untuk mengetahui bahwa pengunjung telah sampai ke lokasi wisata adalah, adanya warga yang berjaga untuk memberhentikan kendaraan tepat di pintu masuk desa. Ini tidak lain untuk memberikan karcis sebagai retribusi parkir kendaraan kepada para wisatawan.
Meski dikatakan sebagai desa wisata, namun mereka menyediahkan lahan parkir untuk mobil dan motor di area rumah warga. Tenang saja, pengunjung cukup satu kali bayar di depan dan boleh memarkirkan kendaraan dimanapun sesuka hati.
Setelah mendapatkan tempat parkir yang strategis, pengunjung bisa langsung melancong ke area wisata yang dipilih. Namun sebelum berangkat, alangkah baiknya anda menanyakan terlebih dahulu ke warga lokasi wisata mana yang harus didatangi terlebih dahulu.
Ini tidak lain, karena tiga area wisata seperti Bukit Pelangi, Air Terjun Kabejan dan kolam renang perbukitan memiliki lokasi yang berbeda. Kendati demikian, setiap jalan menuju area wisata memiliki rute yang sama. Pun, jika pengunjung memilih jalan memutar juga diperkenankan tapi harus siapkan tenaga ekstra.
Namun, ada beberapa jalan yang telah dimodifikasi menyerupai tangga dengan memanfaatkan bambu, kayu dan ban bekas sebagai pijakan maupun pagar. Ini tidak lain untuk mempermudah pengunjung selama berjalan ke perbukitan.
Selama menyusuri jalan di bukit yang dulunya bernama Bukit Selendang ini, pengunjung akan dimanjakan dengan aneka macam bunga dan tanaman. Warna-warni bunga, menciptakan kecantikan tersendiri saat difoto.
Tak jarang, wisatawan yang berkunjung justru memilih berfoto diatara bunga-bunga dibandingkan di area swa-foto yang telah disediahkan. Ibarat kumbang, pengunjung bisa berfoto sesuka hati tanpa ada larangan. Foto sih boleh, jangan sampai merusak tanamannya ya!!
Selain bunga, pengunjung juga bisa memanfaatkan area foto yang tak kalah indah. Dimana berbagai pernah-pernik pendukung ditempatkan dengan latar belakang pemandangan seperti sawah, jurang dan Gunung Anjasmoro.
Dan jika sudah puas menikmati hamparan bunga di Bukit Pelangi, wisatawan boleh melanjutkan perjalan ke kolam renang maupun air terjun yang tak jauh dari sana. Tapi jangan lupa, simpan tenaga dan selalu ingat waktu. Karena jangan sampai anda melewatkan satu area wisata jika sudah berkunjung. Dijamin nyesel!!
Setelah puas berkeliling, baiknya anda membawa buah tangan untuk sanak keluarga melalui hasil bumi para warga setempat yang berkualitas. Mulai dari sayur --mayur, hasil produksi makanan rumahan, hingga kerajinan tangan.
Kesuksesan dalam menyatukan warga untuk mewujudkan desa wisata, tidak lepas dari adanya Bakti Mandiri. Warga secara bergotong-royong membangun desa menjadi lebih maju dalam mengembangkan potensi alamnya.
"Kebetulan, warga di sini mata pencahariannya mayoritas bertani. Dan setelah, menjadi desa wisata mereka mau turut serta memajukannya," Ketua Badan Usaha Milik Desa (BUM-Des) Bakti Mandiri, Mujianto.
Namun, tak sampai di sini. Rupanya warga masih akan terus berbenah menjadi desa wisata mandiri yang termurah di Jawa Timur dengan memanfaatkan potensi yang ada. "Kami masih ada satu rencana lagi untuk membuat camping ground. Dan saat ini masih proses menuju ke sana," imbuhnya.
Jadi, tunggu apalagi. Kalau sudah penasaran, kenapa tidak segera berkunjung. Mumpung masih hari libur, maka ajaklah keluarga, teman, sahabat ataupun kekasih, sekedar menghirup udara segar nan jauh dari polusi kendaraan. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H